Kamis, 10 Desember 2020

SELAMAT TINGGAL KENANGAN




Masa itu adalah sebuah masa dimana hari hari berlalu begitu indah.

Karena ada aku dan kamu yang di rangkum jadi Kita. Masa dimana kita bergelut dengan gelak tawa dan tangis duka. 

Masa dimana kata aku nyaris tak ada, yang ada adalah kita. 

Namun, seiring waktu berjalan, kita pun di pisahkan oleh keadaan yang memang seharusnya terjadi. 

Meskipun kita sama sama tau bahwa, kenangan akan selalu berjalan mundur kebelakang, tapi yakinlah kenangan ini akan abadi dalam ingatan. 


Selamat tinggal kenangan,... 

Terimakasih  atas usahamu yang mengukir sejarahku hingga penuh dengan warna warni bagai pelangi. 


Kan kutinggalkankan dirimu dengan setiap sudut sudut indahnya. 

Aku akan berjalan kedepan, meski aku tak tau seperti apa jalan yang akan aku lalui nantinya.

Medan, 10/12/2020

Sabtu, 21 November 2020

CINTA KAHLIL GIBRAN





Apabila cinta memanggilmu, ikutlah dengannya, meski jalan yang akan kalian tempuh terjal dan berliku. 

Dan apabila sayap sayapnya merengkuhmu, pasrahlah serta menyerahlah, meskipun pedang yang tersembunyi di balik sayap itu akan melukaimu. 

Dan jika dia bicara kepadamu, percayalah, walaupun ucapannha membuyarkan mimpi mimpimu, bagai angin utara memporak porandakan pertamanan. 

Sebagaimana ia memahkotaimu, cinta juga akan menyalibmu. 

Sebagaimana ia menumbuhkan kuncup dedaunanmu, maka ia juga akan memotong akar akarmu. 

Sebagaiman ia membubung, mengecup puncak ketinggianmu, membelai mesra ranting terlembut yang bergetar dalam cahaya matahari. 

Demikian pula ia menghujam kedasar akarmu, mengguncangnya dari ikatanmu dengan tanah. 

Bagaikan butir butiran gandum kalian diraihnya. 

Ditumbuknya sampai polos telanjang. 

Kalian akan dilindasnya agar terbebas dari kulit luarmu. 

Digosoknya, hingga menjadi putih bersih. 

Diremas remasnya menjadi bahan yang mudah di bentuk. 

Dan ahirnya kalian akan dipanggangnya di atas api pensucian, laksana roti suci yang di persembahkan pada pesta kudus Tuhan.

Jumat, 20 November 2020

PERGILAH!!! SEBELUM AKU MENYURUHMU PERGI (tamat)



Ini adalah kelanjutan dari Novel yang berjudul " Pergilah!!! Sebelum aku menyuruhmu pergi".


Oleh : bang Dhani


Saran dan kritik di tunggu ya... 



Hmmmm..... Fani menghela nafas dengan agak berat. Pertanda bahwa dia sedang serius. Langsung aja Ton. Aku suka samamu, Fani lamgsung to the point. 

Entah lah ... Kamu kaget atau tidak dengan apa yang barusan ku ucapkan. Tapi begitulah Ton,"Lanjut Fani. 

Apa yang harus kukatakan lagi Fan? Aku tak mungkin menyianyiakan rasa suka mu itu. Aku tak mungkin mengabaikan rasamu,"jawab Toni. Nah...dengar lah Fan, jawabanku ini", Toni terdiam sejenak. Aku terima dan aku hargai persaanmu itu. Dan akan ku usahakan agar tidak membuatmu kecewa, "Toni melanjutkan. 


Kemudian Fani mendekat pada Toni, lalu berkata" Tapi ada hal yang membuatku tidak bahagia sempurna Ton," Kata Fani. 

Kenapa rasa ini muncul di ahir ahir waktu. Kenapa rasa ini ada di saat kita tak mungkin bisa bersama,"Kata Fani. 


Apa maksudnya Fan,? Tanya Toni. 

Iya Ton,minggu depan aku harus pindah sekolah ke Lampung. Disana aku tinggal bersama kakekku. Kebetulan tidak ada yang menjaganya, " Fani menjelaskan. 


Tadinya ingin kupendam saja rasa ini, namun aku tak sanggup memendamnya,"kata Fani lagi dengan mata berkaca kaca. 


Toni pun terdiam sejenak, mencoba memahami kondisi yang terjadi. Toni pun sebenarnya ada rasa pada Fani. Dan juga telah di niatkan dalam hatinya, suatu saat akan di ungkapkannya rasa itu pada Fani. Namun tak di sangka, Fani duluan yang mengungkapkannya. Senang itulah rasa yang dialami Toni pada awalnya. Namun, mendengar Fani akan pergi, tentu saja membuyarkan kebahagiaannya itu. Apakah nanti Fani akan tetap mengingatnga, apakah Fani disana nanti bisa menjaga hatinya? Semua pertanyaan itu muncul dalam fikiran Toni. 

Tapi, tak mungkin juga Toni bisa menghalangi kepergiannya. 


Fani.. Jika ini memang harus terjadi, kita ihlaskan sajalah. Mungkin ini jalan takdir kita," Kata Toni dengan berusaha tetap tenang. 

Kalau jodoh tak akan kemana, walaupun kita berpisah, tapi aku yakin kita akan dipertemukan kembali dalam suasana yang lebih indah lagi," Kata Toni lagi. 


Pergilah sayangku... Aku ihlaskan kepergianmu... 

Pergilah!!! Sebelum aku yang menyuruhmu Pergi," Itulah kalimat terakhir Toni untuk Fani. 

Sampai ahirnya, tiba saatnya, Fani pun berangkat ke Lampung. Meskipun dengan perasaan yang sedih, namun ia harus tetap tegar, karena dia percaya bahwa suatu hari nanti mereka akan bertemu kembali dalam sebuah ikatan perkawinan suci. Disitulah bahagia akan menghampiri keduanya.... 

Tamat...

Rabu, 18 November 2020

PERGILAH !!! SEBELUM AKU MENYURUHMU PERGI




Part I

Oleh  : bang dhani

***************************************

Hari itu seperti biasanya, setiap bulan November langit akan sering meneteskan airnya. Terkadang hanya sebatas gerimis, namun tak jarang juga langit seakan menumpahkan seluruh airnya. 

Hmm.. Becek lagi deh, gumam seorang pemuda. Lho... Harus bersukur donk Ton, lihat noh di daerah afrika sana, hujan itu sangat langka bagi mereka, ucap Bu tuti ibunya Toni. 

Iya sih bersukur, tapi gak tiap hari juga donk turunnya, omel Toni. Udah udah... Tuhan itu lebih tau apa yang jadi kebutuhan kita. Sukuri aja, semoga hujannya jadi rahmat, Balas bu Tuti. Lagian, bukannya kamu mau ke rumah Fani?, kasihan nanti, dia udah nungguin, Lanjut buk Tuti. 

Oia... Saya izin pamit ya bu. Assalamu alaikum, Toni menyalami Ibunya. 

Wa alaikum salam.. Hati hati dijalan ya Ton, ucap buk tuti setengah berteriak. 

Iya bu... Jawab Toni. 

Toni pun segera menyalakan motornya dan segera berlalu meninggalkan rumah. Hari ini Toni ada janji mau bertemu Fani, seorang gadis manis dan ayu yang ahir ahir ini selalu mengisi hari hari Toni. 

Tak butuh waktu lama, sekitar dua puluh menit, Toni pun sampai ke sebuah rumah yang boleh di bilang sederhana, namun pekarangannya indah di hiasi aneka macam bunga hias. Mulai dari Mawar, Melati, dan juga bunga matahari.

"Assalamu alaikum.... " Toni mengucap salam. 

Wa alaikum salam, jawab Fani dari dalam rumah. 

Ehh ..lu Ton, sendirian aja nih? Tanya Fani. 

Iya Fan," Gw mau ngajak andi, andinya lagi sibuk. Ya udah gw sndirian aja deh, Toni menjelaskan. 

Ohh begitu... Masuk aja Ton, gw buatin Minum ya .. Kata Fani. 

Gk usah repot repot Fan, Toni basa basi.

Sembari menunggu Fani datang dari dapur, Toni menikmati suasana tenang di ruang tamu. Di atas meja, terletak sebuah handphone milik fani yang sedang menyajikan alunan saxophone dari Kanny G. Suasana seperti itu mengingatkan Toni dengan pada satu tempat yang selalu membuatnya larut menghabiskan waktu. Ya, tempat itu adalah ruangan perpustakaan milik Gramedia yang selalu memanjakan para pengunjung dengan musik musik santai dari Kanny G. Entah suatu ke isengan atau ada tujuan lain para punggawa punggawa Gramedia selalu menyuguhkan musik itu. Bagi Toni sendiri, musik dari Kanny G adalah suatu ke khasan dari Gramedia.

Tak berapa lama, Fani datang dengan nampan berisi dua gelas teh manis dan juga satu bungkus roti Unibis. 

Minum Ton",..Fani menawarkan minuman pada Toni. 

Ok... Arigato Ghozaimasu", jawab Toni dengan bahasa Jepang yang didapat dari aktifitas menonton serial anime jepang. 

Mereka pun asyik ngalor ngidul mengolah kalimat perkalimat, balas membalas kata, sela menyela. 

Aaaahhhhhhhh... Fani menghela nafas panjang seperti ada yang mengganjal di dadanya. 

Kemudian, menatap mata Toni dengan tatapan yang begitu bermakna. Tajamnya tatapan mata Fani, membuat Toni sedikir agak kikuk. Namun kekikukannya kemudian mereda setelah Fani mengalihkan pandangannya ke sudut lain.

"Ada apa Fan?, kayaknya ada yang ingin kamu bicarakan dengan serius," Selidik Toni. 

"Iya benar Ton, " Ada yang mau ku ceritakan padamu.

Ya udah... Ceritakan aja,gk usah di tahan tahan,"balas Toni.. 

. Bersambung

Selasa, 17 November 2020

PESAN DARI JAUH (tamat)


Ini adalah sambungan sekaligus bagian akhir novel "Pesan dari jauh".

Selamat membaca... 

Kritik dan sarannya di tunggu ya... 

.......,.................... 

Part III (tamat). 

Bagus bagus... Sorak di iringi tepuk tangan Maman setelah mendengarkan Lastri membacakan puisi tersebut. Bagus banget Tri caramu membacakan puisi itu. Kalau pak sapardi melihatmu saat membaca puisinya, mungkin kamu akan dijadikan asistennya, sambung Maman. 

Bisa aja lu Man, jawab lastri. 

Setelah cerita panjang lebar mengenai sastara, Maman pun minta izin pulang. Maman tidak ingin pulang terlalu sore, karena Sumirah adiknya pasti menunggunya di rumah. Kebetulan kedua orang tuanya sedang ada urusan di luar kota, tepatnya di Surabaya. Jadi, Mereka berdualah yang tinggal di rumah sederhana mereka. 

Langkah Maman ternyata tepat, karena tak berapa lama Handphone nya berbunyi, ada pesan Whatsap yang masuk. Maman langsung membukanya. Ternyata sebuah pesan dari Sumirah. 

Mirah dah di rumah ni pak boss" Begitu bunyi pesan singkatnya . 

Pulang dulu ya bu, .. Pulang ya lastri... Adek sayank, pulang ya, goda Maman pada Ayu.

Sana sana pergi jauh jauh, omel ayu yang kesal karena terus di gangguin. 

Maman pun bergegas pergi ketepi jalan raya, sambil menunggu angkutan lewat. Tak butuh waktu lama, angkutan pun datang. Perjalanan dari rumah Lastri ke rumah Maman memakan waktu setengah jam.

Sesampainya di rumah, Sumirah sudah menunggu di depan pintu. Aa dari mana? Tanya sumirah. Dari rumah Lastri, jawab Maman ketus sambil berlalu pergi ke kamarnya.  Oooh... Mirah kasih tau ke Teh Putri ya, kalau aa selingkuh sama Lastri, ledek Sumirah. 

Husssss.... Anak kecil jangan sok tau, sahut Maman dari dalam kamar. Di bukanya sebentar handphonenya tuk sekedar memeriksa apakah ada pesan baru. Ternyata yang ada hanya pesan dari anggota grup whatsap yang isinya kadang tak menentu. Tak berapa lama, Maman pun tertidur dengan nyenyaknya. Dalam tidurnya, Maman sempat bermimpi bertemu dengan gadis pujaannya yakni putri. Dilihatnya putri sedang duduk di sebuah taman. Memakai baju kesuskaan Maman yakni baju gamis warna biru langit di padukan dengan jilbab hitam polos. Sedang di tanganya terdapat sebuah buku yang dulu pernah Maman berikan sebagai hadiah ulang tahunnya yang ke 27. Buku itu adalah sebuah kumpulan puisi pak Sapardi. 

Maman pun mendekati putri, tapi tiba tiba seekor anjing menggonggong dari samping maman seakan henda menggigit kakinya. Maman kaget bukan main, sampai membangunkan Maman dari tidurnya sekaligus membuyarkan mimpi anehnya.

Maman terbangun dengan sambil mengelus dada. Astagfirullah... Pertanda apa ini, batin Maman. Dilihatnya jam dinding menunjukkan pukul 8 malam. Ya ampun... Aku belum magrib ternyata, gumam  Maman. Maman pun bergegas kekamar mandi mengambil wudhu dilanjutkan melaksanakan sholat magrib yang di jamak dengan isya. 

Selesai sholat, Maman menengadahkan tangannya  ke atas tuk berdoa dan memohon belas kasihan dari Sang Pencipta. 

" Ya Allah Ya Tuhanku, ... Ampunilah dosa dosaku, dosa kedua orang tuaku, dan juga dosa keluarga besarku. Ya Allah, atas setiap khilaf dan salah yang kami perbuat, berilah maaf dan ampunanmu. 

Berilah jalan terbaik bagiku dan keluargaku.. 

Amiin yaa Robbal Alaamin.. 

Walhamdulillahi robbil alamin..

Lalu, Maman meraih handphone nya lagi, di lihatnya ada pesan masuk. Ternyata sebuah pesan dari Putri kekasihnya. 

Isinya begini.... 

"Assalamu alaikum wr wb... 

Teruntuk engkau hai kekasihku yang jauh di seberang sana, semoga tetap dalam lindungan yang Maha Kuasa. Tahukah kamu, telah menggumpal rindu didada untukmu. Ketahuilah, ... Begitu berat bagiku melewati hari hari tanpa kau di sisiku. Pagi berganti siang dan siang berganti malam, namun dirimu tak juga ada di sampingku. Kadang, aku ingin jadi burung elang yang bisa terbang jauh di angkasa bebas, agar aku bisa segera menemuimu. 

Kasihku....apakah kamu mersakan hal yang sama, ? Atau hanya biasa saja.. 

Hanya kamulah yang tau.... 

Aku tak terlalu peduli apa jawabmu, yang jelas .. Rinduku padamu seakan sudah tak terbendung lagi.. 

.............. 

Oia.... Kalau gk salah, minggu depan, aku mau pulang lho ke sukabumi. Sampai jumpa ya.... ..

Maman tersenyum sekaligus sedih dan juga ada senangnya. Sedih karen membayangkan bagaimana rindunya Putri padanya, bahagia karena sebentar lagi, waktu tuk betemu akan tiba. 

Ah .... Tinggal menghitung hari lagi, suara Maman lirih. 


Waktu berjalan seperti biasanya. Tibalah waktu yang di nanti nanti, yakni hari kepulangan putri. Dengan wajah berseri, Maman bergegas ke garasi, mengambil motor kesayangannya menjemput Putri di terminal. Menurut pesan whatsap, Putri akan tiba jam 4 sore. Diperjalanan, Maman bersiul pelan di atas kuda besinya membayangkan manisnya wajah Putri. Kekasih yang sudah setahun lebih pergi ke Kota Bandung melanjutkan Pendidikan Sarjananya di bidang Pendidikan Sejarah. 

Tussssss.... Tiba tiba ban Motor Maman terkena paku yang mengakibatkan bannya bocor. 

Sialllll.... Gak bisa ngliat orang bahagia apa?, gerutu Maman. 

Mau tidak mau, Maman pun mendorong motornya sekitar 50 meter baru bertemu tukang tempel ban. Kenapa bang?, tanya tukang tambal bannya dengan logat Medannya. Ini bang, ban belakang kena paku., tempelkan tolong ya, jawab Maman sambil memarkirkan motornya. 

Ok bang, jawab tukang tempel tersebut. Sambil menunggu selesai di tempel, tiba tiba gerimis turun menyiram jalan. Gerimis yang seakan menyuruh para manusia yang sedang aktifitas di luar ruangan untuk istirahat.

Sekitar 30 menit, gerimis berhenti dan amotor Maman sudah selesai di tempel. Maman pun berangkat pergi setelah sebelumnya membayar biaya tempel sebesar dua belas ribu. 

Setengah jam sudah Maman menaiki motornya, handphone Maman berbunyi, ada pesan whatsap baru,. 


Maman kerumah putri aja langsung, bus yang di tumpangi Putri mengalami kecelakaan. Putri sudah dibawa langsung ke rumah. Cepat datang, sebelum jasadnya dimandikan.. 

Seperti di sambar petir, tangan Maman bergetar, air mata tak terbendung lagi keluar bagai semburan air terjun. 

Yaa Allah... Kok jadi begini...?,Pekik Maman. Di pacunya gas motornya sampai kandas, berharap motornya mengerti akan kondisi yang ia hadapi. 

Sepanjang jalan Maman tak henti hentinya meratap. Tiba tiba dari arah yang berlawanan sebuah truk melaju dengan kencangnya. Maman coba menghindar, namun naas Motor Maman terpental menabrak tiang listrik. Darah mengucur deras dari kepala. Maman tak sadarkan diri. Tak berapa lama ambulan datang dengan sigap mengangkat tubuh Maman yang sudah terbujur tak bernyawa lagi. 

Begitulah ahir kisah asmara di antara keduanya. Cinta memang tak bisa diperidiksi sperti apa ahir ceritanya. Akankah berakhir bahagia atau sengsara. Mungkin saja manis pada awalnya namun pahit  pada ahirnya.. 

Bercermin pada kisah Maman dan Putri yang tak bisa bersama selamanya di dunia, namun aku yakin mereka bersama bahagia di alam surga kelak.


Tamat.... 

Senin, 16 November 2020

PESAN DARI JAUH (part II)


Ini adalah lanjutan dari cerita "Pesan dari Jauh".


Ehh... Ngapain mbak? Tanya Maman setelah tau wanita itu mengikutinya. Gak mas, anu ... Ee.. Mau nyari buku pak sapardi yang judulnya "Sepasang sepatu Tua", kilah wanita itu. Buku buku pak sapardi kan di rak yang sana mbak, lanjut Maman. Eehh... Iya.. Sebenarnya gini mas, aku masih belum selesai baca buku yang Mas pegang itu, jadi saya ngikuitin mas nya, kali aja udah kelar bacanya, jawab wanita tadi. Ohhhh... Bilang donk mbak.... Nih selesaiin aja dulu bacanya, nanti baru giliran saya, jawab Maman. 

Oia kenalin mbak, saya Maman, sambil menyodorkan tangan Maman memperkenalkan diri. 

Saya Putri Mas, jawab wanita itu yang ternyata bernama lengkap Putri Anjani Dewi.

Pada saat itu, pertemuan singkat itu sama sekali tak memberi kesan apa apa pada keduanya. Namun, ternyata pertemuan singkat itu yang memulai cerita diantara keduanya. 

Entah sudah menjadi takdir atau hanya kebetulan semata, esok harinya mereka bertemu kembali di toko buku tersebut, dan sama sama sedang memburu buku karya sapardi djoko damono. Hingga suatu hari mereka memutuskan untuk berkomunikasi lebih dekat lagi, sekedar membahas dunia sastra terutama karya sapardi. 

Seperti kata pepatah, dari mata turun kehati, ahirnya Maman pun menaruh hati pada Putri yang segera juga di sambut putri. Karena putri sendiri pun sudah menaruh hati pada Maman. Alasannya sederhana sekali, seperti kata sapardi dalam satu puisinya , "aku ingin mencintaimu dengan sederhana". Sama sama menyukai sastra terutama karya sapardi, itulah alasannya. 

Mau turun dimana kang ? Tiba tiba supir angkutan membuyarkan ingatan indah maman. Ehh... Sudah nyampe kang ? Tanya maman balik. 

Udah dari tadi kang, jawab supir angkotnya sambil tertawa kecil. Maman pun membayar ongkosnya dan bergegas ke sebuah rumah yang tidak jauh dari pinggir jalan raya tersebut..

Assalamu alaikum... Maman mengetuk pinta rumah tua yang di sekililingnya di pagari dengan pagar bambu. 

Wa alaikum salam. Jawab orang yang di dalam sambil membukakan pintu.

Ehh Maman ? Ada perlu apa? Tumben nih datang kerumah , mau nemuin Ayu ya? Goda ibu itu yang belakangan di ketahui namanya bu Marwah. Ibunya Lastri teman Maman. 

Apaan sih ibu ini, teriak Ayu sambil malu malu. Lho kok judes  gitu sih yu?, pacarmu datang lho, goda ibu Marwah pada ayu anaknya. Gak level, cletuk ayu sambil berlalu pergi ke dapur. 

Hahaha ketawa bu Marwah dan Maman pecah seketika melihat tingkah ayu. Lastri ada bu?, tanya Maman pada Bu Marwah setelah ketawa mereka reda. Oh... Lastrinya lagi pergi ke warung, katanya sih mau beli cmilan. Sebentar ya Man, ibu ambilin minuman ke dapur, kata bu Marwah sambil berlalu pergi ke dapur. 

Maman duduk di kursi tua yang terbuat dari jalian rotan, sambil menikmati indahnya taman di pekarangan bu Marwah ini. 

Heii... Dah lama nyampenya ? Tiba tiba lastri datang sambil memukul punggung Maman. Udah 3 jam yang lalu tante, jawab maman. 

Tante tante.... Kapan gw kawin sama om lu, sanggah lastri yang di balas tertawaan dari Maman. Ada apa tri, nyuruh gw datang kemari? Tanya Maman. 

Ohh.. Ini lho, aku kemaren baca puisinya pak sapardi yang judulnya "Hujan Bulan Juni", gimana menurutmu? Tanya Lastri. Oh.. Puisi itu, menurutku sih itu puisi yang sangat luar biasa. Penuh makna, dan pastinya multi tafsir. Seperti kata pak sapardi sendiri kan, Puisi itu bisa hidup kalau mempunyai multi tafsir. Jadi, orang bebas menafsirkan maknanya sesuai dengan apa yang sedang di rasakan pembaca. Sedangkan penulis, sudah lepas tangan, papar Maman. 

Benar banget tuh man, sampe sekarang aku tidak tau apa sih makna hujan dalam puisi tersebut,kata Lastri menimpali. Coba kamu bacain tri puisinya, pinta Maman pada lastri. Jangan di ejek nanti ya, kata Lastri. 

Siappp,.. Jawab Maman. Lastri pun membaca puisi tersebut dengan sekhusuk mungkin.


"Tak ada yang lebih bijak dari hujan bulan juni"

"Dirahasiakannya, rintik rindunya kepada pohon berbunga itu"


"Tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan juni"

"Dihapusnya jejak jejak kakinya yang ragu ragu di jalan itu"


"Tak ada yang lebih arif dari hujan bulan juni"

"Dibiarkannya yang tak terucapkan di serap akar pohon bunga itu"


Bersambung...... 

PESAN DARI JAUH


Novel 

Oleh : Bang dhani


Mau kemana neng ? Kata seorang laki laki yang kalau di taksir berumur 28 tahun. Mau ke toko buku bentar, sahut perempuan yang sebaya dengan laki laki tadi yang belakangan diketahui namanya sumirah. 

Sumirah sendiri seorang perempuan yang kata teman teman kuliahnya "kutu buku". Hampir setiap hari tangan manisnya selalu menggenggam buku. 

Pagi itu Maman sedang siap siap mau berangkat ke sebuah acara yang di adakan temannya. Sebelum berangkat, dia sempat menitipkan kunci rumah pada sumirah adiknya. 

Entar  kalau kamu udah pulang ke rumah, kasih tau ke saya ya " Kata Maman pada sumirah. 

Siap boss besaaaaar" Jawab sumirah sambil menghormat seakan sedang menghadap komandan upacara bendera. 

Tak berapa lama, Maman pun bergegas meninggalkan pekarang rumah mereka. Dia harus berjalan beberapa meter untuk sampai ke tepi jalan raya. Hari ini Maman memutuskan naik angkutan kota saja dengan alasan untuk menghindari tetesan air langit yang sepertinya akan turun membasahi kulit bumi yang gersang. 

Setelah sampai di tepi jalan raya, Maman duduk di sebuah halte kecil yang dindingnya penuh dengan jeritan manusia manusia yang berusaha mengekspresikan fikirannya kepada dinding halte itu. 


Ada yang berisi goyonan, ada yang puitis dan ada juga yang berisi kata kata kotor. Maman tersenyum setelah membaca sebuah tulisan di dinding halte tersebut yang berbunyi "cinta ditolak dukun beranak". Maman sedikit mengernyitkan dahi memahami tulisan itu, apa maksud penulisnya.? Apa mungkin dia jatuh cinta pada dukun beranak? Atau itu hanya tulisan iseng saja.

Di sudut dinding lain, Maman menemukan tulisan yang berbunyi " Aku berbuka, saat kau bahagia". Sedang asyiknya membaca tulisan di dinding tersebut, satu mobil berwana kuning datang mendekat. Di kaca belakang tertulis jelas "nantikan aku kembali sukabumiku sayang". 

Ya, itu sebuah angkutan kota yang sering bergerilya di jalanan hitam. Tak perduli hujan maupun panas, dia tetap melaju. 

Mamanpun duduk di bangku belakang. Sambil memanjatkan doa agar perjalanan selamat sampai tujuan,Maman merogoh saku celana jeans nya dan mengambil sebuah telepon genggam yang baru saja ia beli sewaktu di berkunjung ke tempat mamangnya di tasikmalaya. 

Maman membuka whatsapnya dan membaca sebuah pesan singkat dari seseorang yang sedang jauh darimata namun dekat dihati "begitu kata para penyanyi. Putri, itulah nama gadis yang kini sedang menjadi pujaan Maman. Seorang gadis manis, baik dan lembut yang masih satu suku dengan Maman yakni suku Sunda. 

Maman tersenyum membaca isi whatsap putri tersebut. Rupanya putri berpesan pada Maman agar jangan menggoda wanita lain. 

Maman teringat kembali kemasa dimana Maman pertama kali bertemi Putri. Kejadiannya terjadi begitu singkat. Waktu itu Maman sedang pergi ke sebuah toko buku untuk mencari bacaan yang pas dan bisa mengisi kejenuhan jiwanya. Setelah berkeliling sekian lama, Maman belum juga menemukan buku yang ia cari. Maman berniat bertanya langsung pada pelayan toko tersebut. Namun tiba tiba matanya terpaku pada sampul buku yang sedang di baca oleh seorang perempuan yang sedang duduk di sudut perpustakaan itu. Di sampulnya tertulis "Hujan Bulan Juni", Novel Sapardi Djoko Damono. 

Maman pun tanpa fikir panjang menghampiri wanita tersebut. Mbak... Bukunya boleh saya pinjam? Saya udah keliling dari tadi nyari buku itu, tambah Maman. 

Ohhh.. Bentar ya.. Saya selesaiin dulu halaman ini, jawab wanita tersebut sambil menyempatkan memberi senyum kesopanan. 

Tak berapa lama, wanita itu menyodorkan buku tersebut pada Maman. Mas suka baca buku ini juga?, tanya wanita itu. 

Suka mbak., jawab Maman singkat. Lalu Maman mencari posisi yang tepat untuk menikmati sajian sastrawan besar Indonesia tersebut. Sementara itu, diam diam wanita tadi mengikuti kemana Maman pergi, karena dia sendiri masih merasa tanggung membacanya. Dia berharap laki laki yang barusan minjam itu bosan membaca nya lalu memulangkan buku tersebut. Kalau sudah begitu, wanita itu pun bisa kembali menikmati novel tersebut.... 


Bersambung.....

AKHIR SEBUAH CERITA

  "Sudah di pukul oleh kenyataan tapi tetap erat memeluk harapan."    Begitulah tulisan ini kumulai. Aku yang telah menumpahkan se...