Senin, 16 November 2020

PESAN DARI JAUH


Novel 

Oleh : Bang dhani


Mau kemana neng ? Kata seorang laki laki yang kalau di taksir berumur 28 tahun. Mau ke toko buku bentar, sahut perempuan yang sebaya dengan laki laki tadi yang belakangan diketahui namanya sumirah. 

Sumirah sendiri seorang perempuan yang kata teman teman kuliahnya "kutu buku". Hampir setiap hari tangan manisnya selalu menggenggam buku. 

Pagi itu Maman sedang siap siap mau berangkat ke sebuah acara yang di adakan temannya. Sebelum berangkat, dia sempat menitipkan kunci rumah pada sumirah adiknya. 

Entar  kalau kamu udah pulang ke rumah, kasih tau ke saya ya " Kata Maman pada sumirah. 

Siap boss besaaaaar" Jawab sumirah sambil menghormat seakan sedang menghadap komandan upacara bendera. 

Tak berapa lama, Maman pun bergegas meninggalkan pekarang rumah mereka. Dia harus berjalan beberapa meter untuk sampai ke tepi jalan raya. Hari ini Maman memutuskan naik angkutan kota saja dengan alasan untuk menghindari tetesan air langit yang sepertinya akan turun membasahi kulit bumi yang gersang. 

Setelah sampai di tepi jalan raya, Maman duduk di sebuah halte kecil yang dindingnya penuh dengan jeritan manusia manusia yang berusaha mengekspresikan fikirannya kepada dinding halte itu. 


Ada yang berisi goyonan, ada yang puitis dan ada juga yang berisi kata kata kotor. Maman tersenyum setelah membaca sebuah tulisan di dinding halte tersebut yang berbunyi "cinta ditolak dukun beranak". Maman sedikit mengernyitkan dahi memahami tulisan itu, apa maksud penulisnya.? Apa mungkin dia jatuh cinta pada dukun beranak? Atau itu hanya tulisan iseng saja.

Di sudut dinding lain, Maman menemukan tulisan yang berbunyi " Aku berbuka, saat kau bahagia". Sedang asyiknya membaca tulisan di dinding tersebut, satu mobil berwana kuning datang mendekat. Di kaca belakang tertulis jelas "nantikan aku kembali sukabumiku sayang". 

Ya, itu sebuah angkutan kota yang sering bergerilya di jalanan hitam. Tak perduli hujan maupun panas, dia tetap melaju. 

Mamanpun duduk di bangku belakang. Sambil memanjatkan doa agar perjalanan selamat sampai tujuan,Maman merogoh saku celana jeans nya dan mengambil sebuah telepon genggam yang baru saja ia beli sewaktu di berkunjung ke tempat mamangnya di tasikmalaya. 

Maman membuka whatsapnya dan membaca sebuah pesan singkat dari seseorang yang sedang jauh darimata namun dekat dihati "begitu kata para penyanyi. Putri, itulah nama gadis yang kini sedang menjadi pujaan Maman. Seorang gadis manis, baik dan lembut yang masih satu suku dengan Maman yakni suku Sunda. 

Maman tersenyum membaca isi whatsap putri tersebut. Rupanya putri berpesan pada Maman agar jangan menggoda wanita lain. 

Maman teringat kembali kemasa dimana Maman pertama kali bertemi Putri. Kejadiannya terjadi begitu singkat. Waktu itu Maman sedang pergi ke sebuah toko buku untuk mencari bacaan yang pas dan bisa mengisi kejenuhan jiwanya. Setelah berkeliling sekian lama, Maman belum juga menemukan buku yang ia cari. Maman berniat bertanya langsung pada pelayan toko tersebut. Namun tiba tiba matanya terpaku pada sampul buku yang sedang di baca oleh seorang perempuan yang sedang duduk di sudut perpustakaan itu. Di sampulnya tertulis "Hujan Bulan Juni", Novel Sapardi Djoko Damono. 

Maman pun tanpa fikir panjang menghampiri wanita tersebut. Mbak... Bukunya boleh saya pinjam? Saya udah keliling dari tadi nyari buku itu, tambah Maman. 

Ohhh.. Bentar ya.. Saya selesaiin dulu halaman ini, jawab wanita tersebut sambil menyempatkan memberi senyum kesopanan. 

Tak berapa lama, wanita itu menyodorkan buku tersebut pada Maman. Mas suka baca buku ini juga?, tanya wanita itu. 

Suka mbak., jawab Maman singkat. Lalu Maman mencari posisi yang tepat untuk menikmati sajian sastrawan besar Indonesia tersebut. Sementara itu, diam diam wanita tadi mengikuti kemana Maman pergi, karena dia sendiri masih merasa tanggung membacanya. Dia berharap laki laki yang barusan minjam itu bosan membaca nya lalu memulangkan buku tersebut. Kalau sudah begitu, wanita itu pun bisa kembali menikmati novel tersebut.... 


Bersambung.....

2 komentar:

AKHIR SEBUAH CERITA

  "Sudah di pukul oleh kenyataan tapi tetap erat memeluk harapan."    Begitulah tulisan ini kumulai. Aku yang telah menumpahkan se...