A. LATAR BELAKANG
Kedatangan Islam ke wilayah
Asia Tenggara diduga karena proses perdagangan dan bukan melalui proses
penaklukan suatu wilayah, jalur perdagangan itu masyur dikenal sebagai jalur
sutra laut yang membentang dari mulai Laut Merah- Teluk Persia- Gujarat-
Bengal- Malabar-Semenanjung Malaka-hingga ke China.
Hampir terdapat umat Islam di
seluruh Negara di kawasan Asia Tenggara. Terdapat kurang lebih 6,5 juta umat
Islam, atau 10% dari seluruh populasi penduduk Thailand yang berjumlah 65 juta
orang. Di Thailand, Negeri yang mayoritasnya beragama Budha. Penduduk muslim
Thailand sebagian besar berdomisili di bagian selatan Thailand, seperti di
propinsi Pattani, Yala, Narathiwat, Satun dan sekitarnya yang dalam sejarahnya
adalah bagian dari Daulah Islamiyyah Pattani. Dengan jumlah umat yang menjadi
minoritas ini, walau menjadi agama ke-dua terbesar setelah Bhuda, umat Islam
Thailand sering mendapat serangan dari umat Bhuda (umat Budha garis keras),
intimidasi, bahkan pembunuhan masal.
Masyarakat muslim Thailand saat ini telah menjadi bagian integral dari keseluruhan pemerintahan dan komunitas Thailand dari beberapa abad yang lalu. Secara historis, kultur dan ekonomi, masyarakat minoritas muslim di Thailand selatan telah mengalami peningkatan yang signifikan dari waktu ke waktu. Akan tetapi mereka tetap berusaha menjadi bagian komunitas yang dipahami.
Masyarakat muslim Thailand saat ini telah menjadi bagian integral dari keseluruhan pemerintahan dan komunitas Thailand dari beberapa abad yang lalu. Secara historis, kultur dan ekonomi, masyarakat minoritas muslim di Thailand selatan telah mengalami peningkatan yang signifikan dari waktu ke waktu. Akan tetapi mereka tetap berusaha menjadi bagian komunitas yang dipahami.
Hal itu berangkat dari
background masyarakat muslim sendiri, yaitu komunitas melayu Pattani yang dari
awalnya berdiri sendiri dan kemudian dikuasai oleh Siam atau Thailand. Dan saat
ini, dimana modernisme merambah semua negara dan Thailand menjadi negara
demokrasi, muslim Thailand mulai dipandang positif oleh komunitas yang lainnya.
Hal ini memunculkan era baru antara muslim-pemerintah yang memberikan ruang lebih
luas bagi umat muslim Thailand merambah dunia politik dan ekonomi, tampak pada
pesatnya pertumbuhan mesjid-mesjid yang terdapat di Thailand seperti ; Bangkok
159 masjid, Krabi 144 masjid, Narathiwat 447 masjid, Pattani 544 masjid, Yala
308 masjid, Songkhla 204 masjid, Satun 147 masjid. Dan beberapa masjid di
berbagai kota di thailand. Walaupun sudah banyak berdiri mesjid-mesjid di
Thailand itu tidak berarti bahwa mereka mendapatkan kelapangan hidup, karena
mereka masih tetap menjadi minoritas yang terus mendapat tekanan dan juga
diskriminasi yang tak henti-hentinya. Diantaracontoh mesjid nya: Salah satu
masjid di Provinsi Surat Thani Masjid Baan Haw
B. SEJARAH MASUKNYA ISLAM KE THAILAND
Thailand merupakan salah satu
negara diantara negara negara di kawasan asia tenggara. Secara geografis,
kawasan asia tenggara merupakan kawasan antara benua Australia dan daratan
China, daratan India sampai laut China. dengan begitu, thailand cukup mudah untuk
dijangkau para pelancong dari zaman ke zaman untuk mencari penghidupan maupun
penyebaran agama.
Ada beberapa teori tentang
masuknya Islam di Thailand. Diantaranya ada yang mengatakan Islam masuk ke
Thailand pada abad ke-10 melalui para pedagang dari Arab. Dan ada pula yang
mengatakan Islam masuk ke Thailand melalui Kerajaan Samudra Pasai di Aceh.Jika
kita melihat peta Thailand, kita akan mendapatkan daerah-daerah yang
berpenduduk muslim berada persis di sebelah Negara-negara melayu, khususnya
Malaysia. Hal ini sangat berkaitan erat
dengan sejarah masuknya Islam di Thailand, “jika dikatakan masuk”. Karena
kenyataanya dalam sejarah, Islam bukan masuk Thailand, tapi lebih dulu ada
sebelum Kerajaan Thailand “ Thai Kingdom” berdiri pada abad ke-9.
Muslim di Thailand sekitar 15 persen, dibandingkan penganut Budha, sekitar 80 persen. Mayoritas Muslim tinggal di Selatan Thailand, sekitar 1,5 juta jiwa, atau 80 persen dari total penduduk, khususnya di Patani, Yala dan Narathiwat, tiga provinsi yang sangat mewarnai dinamika di Thailand Selatan. Thailand Selatan terdiri dari lima provinsi: Pattani, Yala, Narathiwat, Satun dan Songkhla, dengan total penduduk 6.326.732 Mayoritas penduduk Muslim terdapat di empat provinsi: Pattani, Yala, Narathiwat dan Satun, yaitu sekitar 71% diperkotaan, dan 86 % di pedesaan sedangkan di Songkhla, Muslim sekitar 19 %, minoritas, dan 76.6 % Buddha. Sementara mayoritas penduduk yang berbahasa Melayu, ratarata 70 persen berada di tiga provinsi: Pattani, Yala dan Narathiwat, sementara penduduk berbahasa China, ada di tiga provinsi: Narathiwat, 0.3 %, Pattani, 1.0 %, dan Yala, 3.0 % (Sensus Penduduk, Thailand, 2000).
Muslim di Thailand sekitar 15 persen, dibandingkan penganut Budha, sekitar 80 persen. Mayoritas Muslim tinggal di Selatan Thailand, sekitar 1,5 juta jiwa, atau 80 persen dari total penduduk, khususnya di Patani, Yala dan Narathiwat, tiga provinsi yang sangat mewarnai dinamika di Thailand Selatan. Thailand Selatan terdiri dari lima provinsi: Pattani, Yala, Narathiwat, Satun dan Songkhla, dengan total penduduk 6.326.732 Mayoritas penduduk Muslim terdapat di empat provinsi: Pattani, Yala, Narathiwat dan Satun, yaitu sekitar 71% diperkotaan, dan 86 % di pedesaan sedangkan di Songkhla, Muslim sekitar 19 %, minoritas, dan 76.6 % Buddha. Sementara mayoritas penduduk yang berbahasa Melayu, ratarata 70 persen berada di tiga provinsi: Pattani, Yala dan Narathiwat, sementara penduduk berbahasa China, ada di tiga provinsi: Narathiwat, 0.3 %, Pattani, 1.0 %, dan Yala, 3.0 % (Sensus Penduduk, Thailand, 2000).
Penyebaran Islam di kawasan
Asia Tenggara merupakan suatu kesatuan dakwah Islam dari Arab, masa khilafah
Umar Bin Khatab” (teori arab). Entah daerah mana yang lebih dahulu didatangi
oleh utusan dakwah dari Arab. Akan tetapi secara historis, Islam sudah menyebar
di beberapa kawasan Asia Tenggara sejak lama, di Malakka, Aceh (Nusantara),
serta Malayan Peninsula termasuk daerah melayu yang berada di daerah Siam
(Thailand).
Pada tahun 1613, d’Eredia memperkirakan bahwa Patani masuk Islam sebelum Malaka yang secara tradisional dikenal sebagai “darussalaam (tempat damai) pertama” dikawasan itu (mills 1930:49) . Dalam penelitiannya mengenai kedatangan Islam di Indonesia G.W.J Drewes menemukan bahwa di Trengganu, yang merupakan salah satu tetangga Patani, agama baru itu sudah dianut secara mapan menjelang 1386 atau 1387. Dari penemuan ini Wyatt dan Teeuw menarik kesimpulan bahwa tidak ada alasan mengapa (agama itu) belum sampai di Patani menjelang tahun itu terutama jika diingat bahwa Patani terkenal sebagai sebuah pusat Islam yang awal.
Pada tahun 1613, d’Eredia memperkirakan bahwa Patani masuk Islam sebelum Malaka yang secara tradisional dikenal sebagai “darussalaam (tempat damai) pertama” dikawasan itu (mills 1930:49) . Dalam penelitiannya mengenai kedatangan Islam di Indonesia G.W.J Drewes menemukan bahwa di Trengganu, yang merupakan salah satu tetangga Patani, agama baru itu sudah dianut secara mapan menjelang 1386 atau 1387. Dari penemuan ini Wyatt dan Teeuw menarik kesimpulan bahwa tidak ada alasan mengapa (agama itu) belum sampai di Patani menjelang tahun itu terutama jika diingat bahwa Patani terkenal sebagai sebuah pusat Islam yang awal.
Pada puncak kekuasaan patani
awal abad ke 17 diletakkan dasar-dasar bagi perkembangan ilmu pengetahuan
Islam. Ini dimungkinkan oleh hubungan yang semakin intensif antara negeri Arab
yang merupakan pusat Islam dan Asia Tenggara yang ketika itu pusat
perdagangannya. Masa kejayaan yang sudah lampau itu dilambangkan oleh kaum
bangsawan dan hubungan kekerabatan mereka dengan keluarga Melayu dan oleh citra
Patani sebagai “tempat kelahiran Islam” dikawasan itu. Lembaga keagamaan di
Patani dan daerah sekitarnya berfungsi sebagai penghubung antara golongan elit
dengan rakyat. Kaum ulama berfungsi sebagai kekuatan yang mengabsahkan
kekuasaan yang berlaku dan dukungan mereka sifatnya menentukan bagi pemelihara
daan pengguna kekuasaan politik.
C. PERKEMBANGAN ISLAM DI THAILAND
Dakwah Islam senantiasa di
seluruh penjuru dunia. Islam adalah agama yang tidak mengenal batas dan
sekat-sekat nasionalisme. Pun di sebuah negeri yang mayoritas penduduknya
bukanlah pemeluk agama Islam Thailand. Thailand dikenal sebagai negara yang
pandai menjual potensi pariwisata sekaligus sebagai salah satau negara agraris
yang cukup maju di Asia Tenggara. Mayoritas penduduk Thailand adalah bangsa
Siam, Tionghoa dan sebagian kecil bangsa Melayu. Jumlah kaum muslimih di
Thailand memang tidak lebih dari 10% dari total 65 juta penduduk, namun islam
menjadi agama mayoritas kedua setelah Budha.
Penduduk muslim Thailand
sebagian besar berdomisili di bagian selatan Thailand, seperti di propinsi Pha
Nga, Songkhla, Narathiwat dan sekitarnya yang dalam sejarahnya adalah bagian
dari Daulah Islamiyyah Pattani. Kultur melayu sangat terasa di daerah selatan Thailand,
khususnya daerah teluk Andaman dan beberapa daerah yang berbatasan langsung
dengan Malaysia. Bahkan beberapa nama daerag berasal dari bahasa Melayu,
seperti Phuket yang berasal dari kata bukit dan Trang yang berasal dari kata
terang. Proses masuknya Islam di Thailand dimulai sejak kerajaan Siam
mengakuisi kerajaan Pattani Raya (atau lebih dikenal oleh penduduk muslim Thai
sebagai Pattani Darussalam). Pattani berasal dari kata Al Fattani yang berarti
kebijaksanaan atau cerdik karena di tempat itulah banyak lahir ulama dan
cendekiawan muslim terkenal. Berbagai golongan masyarakat dari tanah Jawa
banyak pula yang menjadi pengajar Al Qur’an dan kitab-kitab Islam berbahasa
Arab Jawi. Beberapa kitab Arab Jawi sampai saat ini masih diajarkan di beberapa
sekolah muslim dan pesantren di Thailand Selatan.
Perkembangan islam di Thailand
semakin pesat saat beberapa pekerja muslim dari Malaysia dan Indonesia masuk ke
Thailand pada akhir abad ke-19. Saat itu mereka membantu kerajaan Thailand
membangun beberapa kanal dan system perairan di Krung Theyp Mahanakhon
(sekarang dikenal sebagai Propinsi Bangkok). Beberapa keluarga muslim bahkan
mampu menggalang dana dan mendirikan masjid sebagai saran ibadah, sebuah masjid
yang didirikan pada tahun 1949 oleh warga Indonesia dan komunitas muslim asli
Thailand. Tanah wakaf masjid ini adalah milik Almarhum Hjai Saleh, seorang
warga Indonesia yang bekerja di Bangkok.
Masjid Jawa adalah masjid lain
yang juga didirikan oleh komunitas warga muslim Indonesia di Thailand. Sesuai
dengan namanya, pendiri masjid ini adalah warga Indonesia suku Jawa yang
bekerja di Thailand. Namun demikian, anak cucu para pendiri masjid ini
berbicara dalam bahasa Thai dan Inggris saat menceritakan asal muasal
berdirinya Masjid Jawa ini. Masjid Indonesia dan Masjid Jawa hanyalah sebagian
dari lima puluhan masjid lain yang tersebar di seluruh penjuru Bangkok.
D. LEMBAGA-LEMBAGA ISLAM DI THAILAND
Thailand merupakan Negara yang
penduduknya minoritas muslim karena mayoritas penduduk disana beragama budha.
Meskipun penduduk muslimnya minoritas tetapi di Thailand memiliki lembaga atau
kelompok yang kuat dan aktif. Empat kelompok gerakan Islam yang kuat dan aktif
: pertama, golongan tradisional yang sangat berpengaruh di selatan. Kedua,
golongan ortodoks yang menerbitkan majalah Rabbitah. Ketiga, golongan modernis
yang menerbitkan jurnal al jihad. Keempat, golongan Chularajamontri 66 yang
disponsori oleh pemerintah. Terdapat beberapa kelompok gerakan. Gerakan dakwah
yang terus dilancarkan umat Islam diselatan mengenai kebebasan dan otoritas
beragama menghasilkan beberapa konsesi yang diberikan oleh pemerintah dan
akhirnya terbentuk organisasi-organisasi Islam yang menjadi corong kegiatan
umat secara nasional yang mendapatkan legal dari pemerintah organisasi tersebut
meliputi:
1) Kantor chularajamantri atau
shaikhul islam. Kantor ini dianggap sebagai kantor tertinggi masyarakat muslim
Thailand. Kantor ini terdiri dari 26 provinsi yang memiliki banyak penduduk
muslim. Chula yang dipilih harus mendapatkan persetujuan dan pengesahan dari
raja. Posisi chularazamontri, lebih memiliki kekuatan simbolis administrasi
ketimbang kekuatan yang sebenarnya karena badan ini hanya berfungsi sebagai
konsultan Departemen Agama dari kementrian pendidikan, sejauh hubungan dengan Islam.
Sampai tingkat tertentu kepemimpinan informalnya cukup diakui dan dipakai. Dia
menyelesaikan konflik agama dalam masyarakat Islam, dan memimpin fungsi-fungsi
agama pada tingkat nasional, bahkan dia memberikan fatwa bila terdapat persoala
yang menyangkut umat Islam dan negara. Akan tetapi, bagaimanapun keputusannya
tidak memiliki kekuatan hukum yang mengikat atau legal, kecuali negara mengesahkan
keputusan tersebut.
2) Komite Islam nasional,
lembaga ini dimaksudkan sebagai lembaga tertinggi untuk urusan administrasi
Islam di Thailand. Di ketahui secara ex-officio oleh chularajamontri Islam di
thailand, komite terdiri dari 26 kepala komite Islam propinsi dan beberapa
individu yang ditunjuk.
3) Komite masjid. Ini adalah
komite setiap masjid yang diketahui oleh imam yang diseleksi dan dipilih oleh
segenap anggota masyarakat. Sesuai dengan jumlah mesjid yang ada di Thailand.
4) Komite Islam Provinsi.
Merupakan komite di setiap provinsi yang memiliki banyak penduduk muslim.
Anggotanya dipilih dari banyak imam yang salah satu anggotanya dijadikan ketua.
Pada perkembangan selanjutnya,
pemerintah Thailand lebih akomodatif dalam memberikan kebijakan kepada
masyarakat muslim. Masyarakat diberi kebebasan dalam menjalankan ibadah.
Pemerintah menyediakan dana untuk membantu mereka dalam masalah-masalah yang
berkaitan dengan kegiatan-kegiatan keagamaan. Kaum muslimin juga diperbolehkan
melaksanakan dakwah, membentuk organisasi, dan mengelola penerbitan literatur
keagamaan yang sekarang sedang tumbuh. Meskipun demikian, kaum muslimin sendiri
tidak bebas dari perpecahan.
Ada empat kelompok yang
mengklaim dirinya sebagai pihak yang mewakili kepentingan masyarakat muslim,
yaitu chularajamontri, sebuah kelompok yang didukung negara, kelompok modernis
yang menerbitkan jurnal Al-Jihad, kelompok Ortodoks yang menerbitkan
Al-rabitah, dan kelompok muslim melayu tradisional didaerah selatan yang
menentang kepemimpinan chularajamontri, namun menolak disebut sebagai rival
al-Jihad Al-Rabitah. Lepas dari itu semua, secara keseluruhan, komitmen
terhadap Islam sedang tumbuh dikalangan muslim muangthai, meskipun pihak
pemerinth akhir-akhir ini cukup represif memperlakukan kaum muslimin terutama
dibagian selatan.
E. KESIMPULAN
Thailand merupakan salah satu
Negara di wilayah di Asia Tenggara yang mayoritas penduduknya beragama Budha.
Tetapi didalam Thailan terdapad provinsi yang mayoritas penduduknya beragama
Islam yaitu di Thailand Selatan. Tepatnya di Pattani dan beberapa provinsi
lainnya. Islam masuk di Thailand dengan cara perdagangan oleh orang-orang Arab.
Buktinya lukisan kuno yang menggambarkan bangsa Arab di Ayuthaya, sebuah daerah
di Thailand dan juga keberhasilan bangsa Arab dalam mendirikan Daulah
Islamiyah. Meskipun Islam merupakan agama yang minoritaas di Thailand tetapi
Islam mempunyai lembaga yang berpengaruh di Thailand yaitu Patani United
Liberation Organization (PULO).
Islam masuk ke Thailand pada abad ke-10 Masehi melalui para pedagang dari Jazirah Arab. Penduduk setempat dapat menerima ajaran Islam dengan baik tanpa paksaan. Kawasan Thailand yang banyak dihuni umat muslim adalah wilayah bagian selatan yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Kantong-kantong muslim di daerah Thailand Selatan ini diantaranya adalah propinsi Pattani, Yala, Satun, Narathiwat dan Songkhla. Di propinsi-propinsi tersebut, rata-rata dihuni oleh sekitar 70 – 80 persen muslim. Selain itu, umat muslim juga tersebar di beberapa wilayah lain, seperti di propinsi Pattalung, Krabi, dan Nakorn Srithammarat.
Islam masuk ke Thailand pada abad ke-10 Masehi melalui para pedagang dari Jazirah Arab. Penduduk setempat dapat menerima ajaran Islam dengan baik tanpa paksaan. Kawasan Thailand yang banyak dihuni umat muslim adalah wilayah bagian selatan yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Kantong-kantong muslim di daerah Thailand Selatan ini diantaranya adalah propinsi Pattani, Yala, Satun, Narathiwat dan Songkhla. Di propinsi-propinsi tersebut, rata-rata dihuni oleh sekitar 70 – 80 persen muslim. Selain itu, umat muslim juga tersebar di beberapa wilayah lain, seperti di propinsi Pattalung, Krabi, dan Nakorn Srithammarat.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadsutisna.blogspot.com/2011/05/ Perkembangan Dakwah di
Thailand, di Unduh 23-4-2015
Aphornsuvan, Thanet, History and Politics of the
Muslims in Thailand, (pdf), Thammasat University, 2003.
Asrofudin.blogspot.com/2010/06/ Perkembangan Islam di
Thailand Makalah , di Unduh 23-4-2015
Indra Munawar, Sejarah Perkembangan Islam di
Patani, (pdf). Jakarta, 2009. Lihat juga di ,indramunawar.blogspot.com/2009/04/html
di Unduh 23-4-2015
Ilmu Pengetahuan21.blogspot.com/2012/08/
islam di Thailand, di Unduh 23-4-2015
Islam Thailandkk.blogspot.com/2012/05/
Sejarah Masuknya Islam di Thailand di Unduh 23-4-2015
Muhammadarasyal Habsyie.blogspot.com/2012/03/
Islam Thailand, di Unduh 23-4-2015
Sukmaqu.blogspot.com/2011/05/ Sejarah Masuknya Islam di Thailand.
di Unduh 23-04-2015
Tulisan ini di kutip dari makalah Ayu Purnama Sari Mahasiswi AF UIN-SU 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar