BILA NANTI
*******************************************
Nafsu mengayun, lambat laun,
di lorong pikiran; bayang-bayang
perasaan memudar
arus waktu menganga.
Bila nanti, kisah adalah udara,
cinta jadi daun kering
berdesir di lapang-lapang kosong
yang ditinggalkan para penyair.
waktu mencair—seperti lilin redup
mengalir ke jurang nasib,
takdir menggema hampa,
nasibnya meragukan doa.
Bila nanti, kisah adalah maya,
cinta menyelinap dalam sejuk mata
dan menggulung kesepian—
pengembaraan melilit derita sendiri.
Mimpi menguap, mengelupas dari kulitnya,
terurai dalam embus iman,
Takwa berdiri seperti patung
di jalan yang bersimpangan.
Bila nanti, kisah adalah kata,
cinta menggema sebagai makna
melebur dengan hening yang kudus,
mengukir hidup dalam renungan suci.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar