Ini adalah sambungan sekaligus bagian akhir novel "Pesan dari jauh".
Selamat membaca...
Kritik dan sarannya di tunggu ya...
.......,....................
Part III (tamat).
Bagus bagus... Sorak di iringi tepuk tangan Maman setelah mendengarkan Lastri membacakan puisi tersebut. Bagus banget Tri caramu membacakan puisi itu. Kalau pak sapardi melihatmu saat membaca puisinya, mungkin kamu akan dijadikan asistennya, sambung Maman.
Bisa aja lu Man, jawab lastri.
Setelah cerita panjang lebar mengenai sastara, Maman pun minta izin pulang. Maman tidak ingin pulang terlalu sore, karena Sumirah adiknya pasti menunggunya di rumah. Kebetulan kedua orang tuanya sedang ada urusan di luar kota, tepatnya di Surabaya. Jadi, Mereka berdualah yang tinggal di rumah sederhana mereka.
Langkah Maman ternyata tepat, karena tak berapa lama Handphone nya berbunyi, ada pesan Whatsap yang masuk. Maman langsung membukanya. Ternyata sebuah pesan dari Sumirah.
Mirah dah di rumah ni pak boss" Begitu bunyi pesan singkatnya .
Pulang dulu ya bu, .. Pulang ya lastri... Adek sayank, pulang ya, goda Maman pada Ayu.
Sana sana pergi jauh jauh, omel ayu yang kesal karena terus di gangguin.
Maman pun bergegas pergi ketepi jalan raya, sambil menunggu angkutan lewat. Tak butuh waktu lama, angkutan pun datang. Perjalanan dari rumah Lastri ke rumah Maman memakan waktu setengah jam.
Sesampainya di rumah, Sumirah sudah menunggu di depan pintu. Aa dari mana? Tanya sumirah. Dari rumah Lastri, jawab Maman ketus sambil berlalu pergi ke kamarnya. Oooh... Mirah kasih tau ke Teh Putri ya, kalau aa selingkuh sama Lastri, ledek Sumirah.
Husssss.... Anak kecil jangan sok tau, sahut Maman dari dalam kamar. Di bukanya sebentar handphonenya tuk sekedar memeriksa apakah ada pesan baru. Ternyata yang ada hanya pesan dari anggota grup whatsap yang isinya kadang tak menentu. Tak berapa lama, Maman pun tertidur dengan nyenyaknya. Dalam tidurnya, Maman sempat bermimpi bertemu dengan gadis pujaannya yakni putri. Dilihatnya putri sedang duduk di sebuah taman. Memakai baju kesuskaan Maman yakni baju gamis warna biru langit di padukan dengan jilbab hitam polos. Sedang di tanganya terdapat sebuah buku yang dulu pernah Maman berikan sebagai hadiah ulang tahunnya yang ke 27. Buku itu adalah sebuah kumpulan puisi pak Sapardi.
Maman pun mendekati putri, tapi tiba tiba seekor anjing menggonggong dari samping maman seakan henda menggigit kakinya. Maman kaget bukan main, sampai membangunkan Maman dari tidurnya sekaligus membuyarkan mimpi anehnya.
Maman terbangun dengan sambil mengelus dada. Astagfirullah... Pertanda apa ini, batin Maman. Dilihatnya jam dinding menunjukkan pukul 8 malam. Ya ampun... Aku belum magrib ternyata, gumam Maman. Maman pun bergegas kekamar mandi mengambil wudhu dilanjutkan melaksanakan sholat magrib yang di jamak dengan isya.
Selesai sholat, Maman menengadahkan tangannya ke atas tuk berdoa dan memohon belas kasihan dari Sang Pencipta.
" Ya Allah Ya Tuhanku, ... Ampunilah dosa dosaku, dosa kedua orang tuaku, dan juga dosa keluarga besarku. Ya Allah, atas setiap khilaf dan salah yang kami perbuat, berilah maaf dan ampunanmu.
Berilah jalan terbaik bagiku dan keluargaku..
Amiin yaa Robbal Alaamin..
Walhamdulillahi robbil alamin..
Lalu, Maman meraih handphone nya lagi, di lihatnya ada pesan masuk. Ternyata sebuah pesan dari Putri kekasihnya.
Isinya begini....
"Assalamu alaikum wr wb...
Teruntuk engkau hai kekasihku yang jauh di seberang sana, semoga tetap dalam lindungan yang Maha Kuasa. Tahukah kamu, telah menggumpal rindu didada untukmu. Ketahuilah, ... Begitu berat bagiku melewati hari hari tanpa kau di sisiku. Pagi berganti siang dan siang berganti malam, namun dirimu tak juga ada di sampingku. Kadang, aku ingin jadi burung elang yang bisa terbang jauh di angkasa bebas, agar aku bisa segera menemuimu.
Kasihku....apakah kamu mersakan hal yang sama, ? Atau hanya biasa saja..
Hanya kamulah yang tau....
Aku tak terlalu peduli apa jawabmu, yang jelas .. Rinduku padamu seakan sudah tak terbendung lagi..
..............
Oia.... Kalau gk salah, minggu depan, aku mau pulang lho ke sukabumi. Sampai jumpa ya.... ..
Maman tersenyum sekaligus sedih dan juga ada senangnya. Sedih karen membayangkan bagaimana rindunya Putri padanya, bahagia karena sebentar lagi, waktu tuk betemu akan tiba.
Ah .... Tinggal menghitung hari lagi, suara Maman lirih.
Waktu berjalan seperti biasanya. Tibalah waktu yang di nanti nanti, yakni hari kepulangan putri. Dengan wajah berseri, Maman bergegas ke garasi, mengambil motor kesayangannya menjemput Putri di terminal. Menurut pesan whatsap, Putri akan tiba jam 4 sore. Diperjalanan, Maman bersiul pelan di atas kuda besinya membayangkan manisnya wajah Putri. Kekasih yang sudah setahun lebih pergi ke Kota Bandung melanjutkan Pendidikan Sarjananya di bidang Pendidikan Sejarah.
Tussssss.... Tiba tiba ban Motor Maman terkena paku yang mengakibatkan bannya bocor.
Sialllll.... Gak bisa ngliat orang bahagia apa?, gerutu Maman.
Mau tidak mau, Maman pun mendorong motornya sekitar 50 meter baru bertemu tukang tempel ban. Kenapa bang?, tanya tukang tambal bannya dengan logat Medannya. Ini bang, ban belakang kena paku., tempelkan tolong ya, jawab Maman sambil memarkirkan motornya.
Ok bang, jawab tukang tempel tersebut. Sambil menunggu selesai di tempel, tiba tiba gerimis turun menyiram jalan. Gerimis yang seakan menyuruh para manusia yang sedang aktifitas di luar ruangan untuk istirahat.
Sekitar 30 menit, gerimis berhenti dan amotor Maman sudah selesai di tempel. Maman pun berangkat pergi setelah sebelumnya membayar biaya tempel sebesar dua belas ribu.
Setengah jam sudah Maman menaiki motornya, handphone Maman berbunyi, ada pesan whatsap baru,.
Maman kerumah putri aja langsung, bus yang di tumpangi Putri mengalami kecelakaan. Putri sudah dibawa langsung ke rumah. Cepat datang, sebelum jasadnya dimandikan..
Seperti di sambar petir, tangan Maman bergetar, air mata tak terbendung lagi keluar bagai semburan air terjun.
Yaa Allah... Kok jadi begini...?,Pekik Maman. Di pacunya gas motornya sampai kandas, berharap motornya mengerti akan kondisi yang ia hadapi.
Sepanjang jalan Maman tak henti hentinya meratap. Tiba tiba dari arah yang berlawanan sebuah truk melaju dengan kencangnya. Maman coba menghindar, namun naas Motor Maman terpental menabrak tiang listrik. Darah mengucur deras dari kepala. Maman tak sadarkan diri. Tak berapa lama ambulan datang dengan sigap mengangkat tubuh Maman yang sudah terbujur tak bernyawa lagi.
Begitulah ahir kisah asmara di antara keduanya. Cinta memang tak bisa diperidiksi sperti apa ahir ceritanya. Akankah berakhir bahagia atau sengsara. Mungkin saja manis pada awalnya namun pahit pada ahirnya..
Bercermin pada kisah Maman dan Putri yang tak bisa bersama selamanya di dunia, namun aku yakin mereka bersama bahagia di alam surga kelak.
Tamat....