Selasa, 17 November 2020

PESAN DARI JAUH (tamat)


Ini adalah sambungan sekaligus bagian akhir novel "Pesan dari jauh".

Selamat membaca... 

Kritik dan sarannya di tunggu ya... 

.......,.................... 

Part III (tamat). 

Bagus bagus... Sorak di iringi tepuk tangan Maman setelah mendengarkan Lastri membacakan puisi tersebut. Bagus banget Tri caramu membacakan puisi itu. Kalau pak sapardi melihatmu saat membaca puisinya, mungkin kamu akan dijadikan asistennya, sambung Maman. 

Bisa aja lu Man, jawab lastri. 

Setelah cerita panjang lebar mengenai sastara, Maman pun minta izin pulang. Maman tidak ingin pulang terlalu sore, karena Sumirah adiknya pasti menunggunya di rumah. Kebetulan kedua orang tuanya sedang ada urusan di luar kota, tepatnya di Surabaya. Jadi, Mereka berdualah yang tinggal di rumah sederhana mereka. 

Langkah Maman ternyata tepat, karena tak berapa lama Handphone nya berbunyi, ada pesan Whatsap yang masuk. Maman langsung membukanya. Ternyata sebuah pesan dari Sumirah. 

Mirah dah di rumah ni pak boss" Begitu bunyi pesan singkatnya . 

Pulang dulu ya bu, .. Pulang ya lastri... Adek sayank, pulang ya, goda Maman pada Ayu.

Sana sana pergi jauh jauh, omel ayu yang kesal karena terus di gangguin. 

Maman pun bergegas pergi ketepi jalan raya, sambil menunggu angkutan lewat. Tak butuh waktu lama, angkutan pun datang. Perjalanan dari rumah Lastri ke rumah Maman memakan waktu setengah jam.

Sesampainya di rumah, Sumirah sudah menunggu di depan pintu. Aa dari mana? Tanya sumirah. Dari rumah Lastri, jawab Maman ketus sambil berlalu pergi ke kamarnya.  Oooh... Mirah kasih tau ke Teh Putri ya, kalau aa selingkuh sama Lastri, ledek Sumirah. 

Husssss.... Anak kecil jangan sok tau, sahut Maman dari dalam kamar. Di bukanya sebentar handphonenya tuk sekedar memeriksa apakah ada pesan baru. Ternyata yang ada hanya pesan dari anggota grup whatsap yang isinya kadang tak menentu. Tak berapa lama, Maman pun tertidur dengan nyenyaknya. Dalam tidurnya, Maman sempat bermimpi bertemu dengan gadis pujaannya yakni putri. Dilihatnya putri sedang duduk di sebuah taman. Memakai baju kesuskaan Maman yakni baju gamis warna biru langit di padukan dengan jilbab hitam polos. Sedang di tanganya terdapat sebuah buku yang dulu pernah Maman berikan sebagai hadiah ulang tahunnya yang ke 27. Buku itu adalah sebuah kumpulan puisi pak Sapardi. 

Maman pun mendekati putri, tapi tiba tiba seekor anjing menggonggong dari samping maman seakan henda menggigit kakinya. Maman kaget bukan main, sampai membangunkan Maman dari tidurnya sekaligus membuyarkan mimpi anehnya.

Maman terbangun dengan sambil mengelus dada. Astagfirullah... Pertanda apa ini, batin Maman. Dilihatnya jam dinding menunjukkan pukul 8 malam. Ya ampun... Aku belum magrib ternyata, gumam  Maman. Maman pun bergegas kekamar mandi mengambil wudhu dilanjutkan melaksanakan sholat magrib yang di jamak dengan isya. 

Selesai sholat, Maman menengadahkan tangannya  ke atas tuk berdoa dan memohon belas kasihan dari Sang Pencipta. 

" Ya Allah Ya Tuhanku, ... Ampunilah dosa dosaku, dosa kedua orang tuaku, dan juga dosa keluarga besarku. Ya Allah, atas setiap khilaf dan salah yang kami perbuat, berilah maaf dan ampunanmu. 

Berilah jalan terbaik bagiku dan keluargaku.. 

Amiin yaa Robbal Alaamin.. 

Walhamdulillahi robbil alamin..

Lalu, Maman meraih handphone nya lagi, di lihatnya ada pesan masuk. Ternyata sebuah pesan dari Putri kekasihnya. 

Isinya begini.... 

"Assalamu alaikum wr wb... 

Teruntuk engkau hai kekasihku yang jauh di seberang sana, semoga tetap dalam lindungan yang Maha Kuasa. Tahukah kamu, telah menggumpal rindu didada untukmu. Ketahuilah, ... Begitu berat bagiku melewati hari hari tanpa kau di sisiku. Pagi berganti siang dan siang berganti malam, namun dirimu tak juga ada di sampingku. Kadang, aku ingin jadi burung elang yang bisa terbang jauh di angkasa bebas, agar aku bisa segera menemuimu. 

Kasihku....apakah kamu mersakan hal yang sama, ? Atau hanya biasa saja.. 

Hanya kamulah yang tau.... 

Aku tak terlalu peduli apa jawabmu, yang jelas .. Rinduku padamu seakan sudah tak terbendung lagi.. 

.............. 

Oia.... Kalau gk salah, minggu depan, aku mau pulang lho ke sukabumi. Sampai jumpa ya.... ..

Maman tersenyum sekaligus sedih dan juga ada senangnya. Sedih karen membayangkan bagaimana rindunya Putri padanya, bahagia karena sebentar lagi, waktu tuk betemu akan tiba. 

Ah .... Tinggal menghitung hari lagi, suara Maman lirih. 


Waktu berjalan seperti biasanya. Tibalah waktu yang di nanti nanti, yakni hari kepulangan putri. Dengan wajah berseri, Maman bergegas ke garasi, mengambil motor kesayangannya menjemput Putri di terminal. Menurut pesan whatsap, Putri akan tiba jam 4 sore. Diperjalanan, Maman bersiul pelan di atas kuda besinya membayangkan manisnya wajah Putri. Kekasih yang sudah setahun lebih pergi ke Kota Bandung melanjutkan Pendidikan Sarjananya di bidang Pendidikan Sejarah. 

Tussssss.... Tiba tiba ban Motor Maman terkena paku yang mengakibatkan bannya bocor. 

Sialllll.... Gak bisa ngliat orang bahagia apa?, gerutu Maman. 

Mau tidak mau, Maman pun mendorong motornya sekitar 50 meter baru bertemu tukang tempel ban. Kenapa bang?, tanya tukang tambal bannya dengan logat Medannya. Ini bang, ban belakang kena paku., tempelkan tolong ya, jawab Maman sambil memarkirkan motornya. 

Ok bang, jawab tukang tempel tersebut. Sambil menunggu selesai di tempel, tiba tiba gerimis turun menyiram jalan. Gerimis yang seakan menyuruh para manusia yang sedang aktifitas di luar ruangan untuk istirahat.

Sekitar 30 menit, gerimis berhenti dan amotor Maman sudah selesai di tempel. Maman pun berangkat pergi setelah sebelumnya membayar biaya tempel sebesar dua belas ribu. 

Setengah jam sudah Maman menaiki motornya, handphone Maman berbunyi, ada pesan whatsap baru,. 


Maman kerumah putri aja langsung, bus yang di tumpangi Putri mengalami kecelakaan. Putri sudah dibawa langsung ke rumah. Cepat datang, sebelum jasadnya dimandikan.. 

Seperti di sambar petir, tangan Maman bergetar, air mata tak terbendung lagi keluar bagai semburan air terjun. 

Yaa Allah... Kok jadi begini...?,Pekik Maman. Di pacunya gas motornya sampai kandas, berharap motornya mengerti akan kondisi yang ia hadapi. 

Sepanjang jalan Maman tak henti hentinya meratap. Tiba tiba dari arah yang berlawanan sebuah truk melaju dengan kencangnya. Maman coba menghindar, namun naas Motor Maman terpental menabrak tiang listrik. Darah mengucur deras dari kepala. Maman tak sadarkan diri. Tak berapa lama ambulan datang dengan sigap mengangkat tubuh Maman yang sudah terbujur tak bernyawa lagi. 

Begitulah ahir kisah asmara di antara keduanya. Cinta memang tak bisa diperidiksi sperti apa ahir ceritanya. Akankah berakhir bahagia atau sengsara. Mungkin saja manis pada awalnya namun pahit  pada ahirnya.. 

Bercermin pada kisah Maman dan Putri yang tak bisa bersama selamanya di dunia, namun aku yakin mereka bersama bahagia di alam surga kelak.


Tamat.... 

Senin, 16 November 2020

PESAN DARI JAUH (part II)


Ini adalah lanjutan dari cerita "Pesan dari Jauh".


Ehh... Ngapain mbak? Tanya Maman setelah tau wanita itu mengikutinya. Gak mas, anu ... Ee.. Mau nyari buku pak sapardi yang judulnya "Sepasang sepatu Tua", kilah wanita itu. Buku buku pak sapardi kan di rak yang sana mbak, lanjut Maman. Eehh... Iya.. Sebenarnya gini mas, aku masih belum selesai baca buku yang Mas pegang itu, jadi saya ngikuitin mas nya, kali aja udah kelar bacanya, jawab wanita tadi. Ohhhh... Bilang donk mbak.... Nih selesaiin aja dulu bacanya, nanti baru giliran saya, jawab Maman. 

Oia kenalin mbak, saya Maman, sambil menyodorkan tangan Maman memperkenalkan diri. 

Saya Putri Mas, jawab wanita itu yang ternyata bernama lengkap Putri Anjani Dewi.

Pada saat itu, pertemuan singkat itu sama sekali tak memberi kesan apa apa pada keduanya. Namun, ternyata pertemuan singkat itu yang memulai cerita diantara keduanya. 

Entah sudah menjadi takdir atau hanya kebetulan semata, esok harinya mereka bertemu kembali di toko buku tersebut, dan sama sama sedang memburu buku karya sapardi djoko damono. Hingga suatu hari mereka memutuskan untuk berkomunikasi lebih dekat lagi, sekedar membahas dunia sastra terutama karya sapardi. 

Seperti kata pepatah, dari mata turun kehati, ahirnya Maman pun menaruh hati pada Putri yang segera juga di sambut putri. Karena putri sendiri pun sudah menaruh hati pada Maman. Alasannya sederhana sekali, seperti kata sapardi dalam satu puisinya , "aku ingin mencintaimu dengan sederhana". Sama sama menyukai sastra terutama karya sapardi, itulah alasannya. 

Mau turun dimana kang ? Tiba tiba supir angkutan membuyarkan ingatan indah maman. Ehh... Sudah nyampe kang ? Tanya maman balik. 

Udah dari tadi kang, jawab supir angkotnya sambil tertawa kecil. Maman pun membayar ongkosnya dan bergegas ke sebuah rumah yang tidak jauh dari pinggir jalan raya tersebut..

Assalamu alaikum... Maman mengetuk pinta rumah tua yang di sekililingnya di pagari dengan pagar bambu. 

Wa alaikum salam. Jawab orang yang di dalam sambil membukakan pintu.

Ehh Maman ? Ada perlu apa? Tumben nih datang kerumah , mau nemuin Ayu ya? Goda ibu itu yang belakangan di ketahui namanya bu Marwah. Ibunya Lastri teman Maman. 

Apaan sih ibu ini, teriak Ayu sambil malu malu. Lho kok judes  gitu sih yu?, pacarmu datang lho, goda ibu Marwah pada ayu anaknya. Gak level, cletuk ayu sambil berlalu pergi ke dapur. 

Hahaha ketawa bu Marwah dan Maman pecah seketika melihat tingkah ayu. Lastri ada bu?, tanya Maman pada Bu Marwah setelah ketawa mereka reda. Oh... Lastrinya lagi pergi ke warung, katanya sih mau beli cmilan. Sebentar ya Man, ibu ambilin minuman ke dapur, kata bu Marwah sambil berlalu pergi ke dapur. 

Maman duduk di kursi tua yang terbuat dari jalian rotan, sambil menikmati indahnya taman di pekarangan bu Marwah ini. 

Heii... Dah lama nyampenya ? Tiba tiba lastri datang sambil memukul punggung Maman. Udah 3 jam yang lalu tante, jawab maman. 

Tante tante.... Kapan gw kawin sama om lu, sanggah lastri yang di balas tertawaan dari Maman. Ada apa tri, nyuruh gw datang kemari? Tanya Maman. 

Ohh.. Ini lho, aku kemaren baca puisinya pak sapardi yang judulnya "Hujan Bulan Juni", gimana menurutmu? Tanya Lastri. Oh.. Puisi itu, menurutku sih itu puisi yang sangat luar biasa. Penuh makna, dan pastinya multi tafsir. Seperti kata pak sapardi sendiri kan, Puisi itu bisa hidup kalau mempunyai multi tafsir. Jadi, orang bebas menafsirkan maknanya sesuai dengan apa yang sedang di rasakan pembaca. Sedangkan penulis, sudah lepas tangan, papar Maman. 

Benar banget tuh man, sampe sekarang aku tidak tau apa sih makna hujan dalam puisi tersebut,kata Lastri menimpali. Coba kamu bacain tri puisinya, pinta Maman pada lastri. Jangan di ejek nanti ya, kata Lastri. 

Siappp,.. Jawab Maman. Lastri pun membaca puisi tersebut dengan sekhusuk mungkin.


"Tak ada yang lebih bijak dari hujan bulan juni"

"Dirahasiakannya, rintik rindunya kepada pohon berbunga itu"


"Tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan juni"

"Dihapusnya jejak jejak kakinya yang ragu ragu di jalan itu"


"Tak ada yang lebih arif dari hujan bulan juni"

"Dibiarkannya yang tak terucapkan di serap akar pohon bunga itu"


Bersambung...... 

PESAN DARI JAUH


Novel 

Oleh : Bang dhani


Mau kemana neng ? Kata seorang laki laki yang kalau di taksir berumur 28 tahun. Mau ke toko buku bentar, sahut perempuan yang sebaya dengan laki laki tadi yang belakangan diketahui namanya sumirah. 

Sumirah sendiri seorang perempuan yang kata teman teman kuliahnya "kutu buku". Hampir setiap hari tangan manisnya selalu menggenggam buku. 

Pagi itu Maman sedang siap siap mau berangkat ke sebuah acara yang di adakan temannya. Sebelum berangkat, dia sempat menitipkan kunci rumah pada sumirah adiknya. 

Entar  kalau kamu udah pulang ke rumah, kasih tau ke saya ya " Kata Maman pada sumirah. 

Siap boss besaaaaar" Jawab sumirah sambil menghormat seakan sedang menghadap komandan upacara bendera. 

Tak berapa lama, Maman pun bergegas meninggalkan pekarang rumah mereka. Dia harus berjalan beberapa meter untuk sampai ke tepi jalan raya. Hari ini Maman memutuskan naik angkutan kota saja dengan alasan untuk menghindari tetesan air langit yang sepertinya akan turun membasahi kulit bumi yang gersang. 

Setelah sampai di tepi jalan raya, Maman duduk di sebuah halte kecil yang dindingnya penuh dengan jeritan manusia manusia yang berusaha mengekspresikan fikirannya kepada dinding halte itu. 


Ada yang berisi goyonan, ada yang puitis dan ada juga yang berisi kata kata kotor. Maman tersenyum setelah membaca sebuah tulisan di dinding halte tersebut yang berbunyi "cinta ditolak dukun beranak". Maman sedikit mengernyitkan dahi memahami tulisan itu, apa maksud penulisnya.? Apa mungkin dia jatuh cinta pada dukun beranak? Atau itu hanya tulisan iseng saja.

Di sudut dinding lain, Maman menemukan tulisan yang berbunyi " Aku berbuka, saat kau bahagia". Sedang asyiknya membaca tulisan di dinding tersebut, satu mobil berwana kuning datang mendekat. Di kaca belakang tertulis jelas "nantikan aku kembali sukabumiku sayang". 

Ya, itu sebuah angkutan kota yang sering bergerilya di jalanan hitam. Tak perduli hujan maupun panas, dia tetap melaju. 

Mamanpun duduk di bangku belakang. Sambil memanjatkan doa agar perjalanan selamat sampai tujuan,Maman merogoh saku celana jeans nya dan mengambil sebuah telepon genggam yang baru saja ia beli sewaktu di berkunjung ke tempat mamangnya di tasikmalaya. 

Maman membuka whatsapnya dan membaca sebuah pesan singkat dari seseorang yang sedang jauh darimata namun dekat dihati "begitu kata para penyanyi. Putri, itulah nama gadis yang kini sedang menjadi pujaan Maman. Seorang gadis manis, baik dan lembut yang masih satu suku dengan Maman yakni suku Sunda. 

Maman tersenyum membaca isi whatsap putri tersebut. Rupanya putri berpesan pada Maman agar jangan menggoda wanita lain. 

Maman teringat kembali kemasa dimana Maman pertama kali bertemi Putri. Kejadiannya terjadi begitu singkat. Waktu itu Maman sedang pergi ke sebuah toko buku untuk mencari bacaan yang pas dan bisa mengisi kejenuhan jiwanya. Setelah berkeliling sekian lama, Maman belum juga menemukan buku yang ia cari. Maman berniat bertanya langsung pada pelayan toko tersebut. Namun tiba tiba matanya terpaku pada sampul buku yang sedang di baca oleh seorang perempuan yang sedang duduk di sudut perpustakaan itu. Di sampulnya tertulis "Hujan Bulan Juni", Novel Sapardi Djoko Damono. 

Maman pun tanpa fikir panjang menghampiri wanita tersebut. Mbak... Bukunya boleh saya pinjam? Saya udah keliling dari tadi nyari buku itu, tambah Maman. 

Ohhh.. Bentar ya.. Saya selesaiin dulu halaman ini, jawab wanita tersebut sambil menyempatkan memberi senyum kesopanan. 

Tak berapa lama, wanita itu menyodorkan buku tersebut pada Maman. Mas suka baca buku ini juga?, tanya wanita itu. 

Suka mbak., jawab Maman singkat. Lalu Maman mencari posisi yang tepat untuk menikmati sajian sastrawan besar Indonesia tersebut. Sementara itu, diam diam wanita tadi mengikuti kemana Maman pergi, karena dia sendiri masih merasa tanggung membacanya. Dia berharap laki laki yang barusan minjam itu bosan membaca nya lalu memulangkan buku tersebut. Kalau sudah begitu, wanita itu pun bisa kembali menikmati novel tersebut.... 


Bersambung.....

Rabu, 11 November 2020

ADA BAYANGMU



"Bunga mawar yang mekar di taman asmara, abadi dan bersemilah selamanya"

Kutemukan dirimu di sudut pinggiran waktu. Sedang ditanganmu ada sekuntum bunga mawar merah yang sedang mekar merekah. Aku yang seketika itu juga terpana akan senyumanmu. Kusadari atau tidak, namamu telah merasuki batinku. Setiap detik waktu yang berputar selalu mengingatkan tentangmu. 

Waktu kian berlalu, tersebab akan iri dengkinya masa dan waktu pada kita yang memadu kasih, kita pun diharuskan untuk menjauh.

Hari hariku berlalu tanpa wujud nyatamu di sampingku. Hanya ada bayang bayang wajahmu, sayup sayup suaramu, dan sekilas senyummu  yang menyapa hari hariku. 

"Ada bayangmu"

Ada bayanganmu

Di setiap mimpiku yang indah.. 

Bayanganmu selalu datang..”


Tapi, kenapa hanya sebatas bayanganmu yang datang.

Mewujudlah ragamu di sisiku. 

Tapi, kenapa ..... 


”Ada bayangmu.. 

"Ada bayangamu.. 

"Disetiap mimpiku yang indah... 

"Bayanganmu selalu ada... "


Hadirlah secara nyata di sampingku.. 

Duduklah di dekatku... 

Kita cerita tentang kejamnya waktu yang seakan iri pada kemesraan kita.. 

Waktu yang pernah memisahkan kita... 

Tapi kenapa.... 


"Ada bayangmu... 

"Ada bayangamu... 

"Di setiap mimpiku yang indah... 

"Bayangamu selalu ada...."


Ku bisikkan namamu pada angin lalu. Semoga angin menyampaikan pesan rinduku padamu... 

Bulan jingga di atap rumah.. 

Di situlah mata tempat bertemu.. 


"Kasihku... Jadilah kanvas putihku... 

Agar aku bisa menuangkan sedikit jiwa seniku padamu......."

....... 

Medan, 11/11/2020



Rabu, 14 Oktober 2020

MUSIM RINDU

 Kutulis lagi.... 

Tak jemu aku membacanya... 

Tak puas aku menikmatinya... 

Begitu dalam pesan yang kau sampaikan.. 

Kubaca kembali.. 

Lalu kutuliskan lagi... 

Kalimat indah darimu... 

Sebagai pengantar langkahku... 

Aku mulai terjatuh... 

Langkah kakiku mulai rapuh... 

... 

Kubaca lagi...

Kutuliskan lagi... 

Kalimat terakhirmu... 

Ku gerakkan lagi langkah kakiku... 

Namun tiada jasad bisa berdiri lagi... 

Kubuka kembali kertas kusam... 

Pemberianmu... 

Kubaca lagi    ... 

Kata katamu tetap terngiang di telingaku... 

Seakan bernyanyi mengiringi hariku.. 

Seperti alunan musik kitaro yang mendayu dayu.... 

Kini ku ucapkan  lagi kalimat indahmu... 

Semoga kamu juga begitu... 

"Adalah memalukan.. "

"Bahwa hari hari berlalu tanpa kita"

"Bunga bunga akan mekar dan musim semi akan tiba"

"Musim panas, musim dingin, dan musim semi ".. 

" Akan berlalu"

"Dan kita pasti akan jadi tanah dan debu"... 



Selasa, 18 Agustus 2020

THE PHILOSOPHY OF JUICE


Aku menyukai jus bukan karena manisnya, sebab gula itu manis. Tapi aku lebih memilih jus. 


Bukan juga karena warnanya, sebab banyak yang mempunyai warna indah, aku tak begitu menyukainya. 


Jika karena manfaat untuk kesehatannya,  pil itu juga obat. Tapi aku masih memilih jus. 


Pada awalnya, aku tak tau kenapa jus itu begitu memikatku. Hingga suatu waktu, aku duduk sambil menikmati segelas jus, di temani alunan musik kitaro.

 Pada sedotan pertama, kitaro memainkan matsuri nya. Sedotan kedua, kitaro memainkan reflection of the moon, tiba tiba bagai wahyu, fikiranku menangkap ilham. Dan pada saat itu juga, aku sadar kenapa sampai jus begitu memikatku. 


Ternyata jawaban dari keherananku adalah,jus itu adalah gambaran kecil sebuah harmonisasi dari beberapa macam rasa. Manis, asam, dingin, sepat, pahit di padu jadi satu, yang melahirkan suatu rasa yang sulit untuk di ungkapkan. 


Nah... Ternyata jus itu enak bukan hanya karena manisnya, atau dinginnya, tapi karena begitu rapinya harmonisasi antar berbagai macam rasa yang ada di dalamnya. 


Jika seandainya di dalam jus ada rasa yang tidak sesuai dengan takarannya, maka jus itu akan memiliki rasa yang kurang enak. 


Begitu juga hidup ini, hidup ini tidak akan indah jika hal yang kamu rasakan kebahagiaan melulu, atau yang kamu rasakan kesedihan melulu. Tapi, hidup ini akan indah jika takaran antara bahagia dan sedih sesuai dengan porsinya masing masing. 


Bahkan untuk mencintai seseorangpun, harmonisasi itu harus ada. Antara rasa cinta, sayang, dan rindu dengan rasa benci, harus sesuai takaran masing masing. 

Jika rasa cintamu melebihi takarannya, hati hatilah suatu hari nanti, tiba saatnya kamu harus membenci,rasa benci mu tidak akan bisa timbul, bahkan kalaupun timbul, bencimu akan melebihi takaran yang semestinya.


Nah... 

Bijaklah dalam menakar sesuatu agar harmoni hidupmu bisa berjalan dengan baik dan bahagialah ahirnya. 


Ok... Tulisan ini saya akhiri dengan sebait puisi. 


Duhai.. 

Engkau jus  yang ada dihadapanku.. 


Segarkanlah tenggorokanku... 

Basahilah paru paruku dengan kesejukanmu... 


Aku yang telah jauh berkelana... 

Menembus jalanan berbatu dan berliku.. 


Aku yang telah lama terbang mengangkasa mencari taman taman berair dan berbunga... 


Kini ku temukanmu di sebuah taman bunga yang wangi semerbak aroma kesturi... 


Tetaplah di sini... 

Menemaniku... 

Menginspirasi hari hariku... 

Agar tercipta damai bahagia abadi....

Rabu, 05 Agustus 2020

MEMBACA LIRIK LAGU BUKAN CINTA MANUSIA BIASA DARI PERSPEKTIF KETUHANAN






Asaalamu alaikum wr wb... 

Kali ini kita akan membaca sebuah lagu dari Dewa-19 yang berjudul "Bukan cinta manusia biasa".

Secara sekilas memang lagu ini terdengar seperti lagu pada umumnya yang bercerita tentang cinta dan rindu antara sesama manusia.

 Namun, kalau kita lebih dalam mendengar dan membacanya, akan kita dapatilah bahwa lagu ini mempunya pesan pesan Ketuhanan yang sangat romantis. 

Ok... Kita mulai dengan membaca liriknya ya... 

(Ku tetap mencintaimu masih
Meski kau tak cinta AKU
Kutetap merindukan
Meski kau tak pernah merasa sedikitpun
Merindukan AKU

CintaKU ini
Bukan cinta milik
Manusia biasa
Cinta Ku ini
Cinta sejati
Yang paling sejati

Ku tetap memaafkan salahmu
Meski kau terus sakiti
Ku tetap menerima
Seribu kata maaf 
Yang kau ucapkan dari bibirmu yang manis). 

Ok... Mari kita baca lirik lagunya ya.. 
Bismillah kita mulai... 

Taukah kamu bahwa Allah itu selalu mencintamu, selalu menyayangimu. Ini di buktikan dengan banyaknya fasilitas fasilitas yang Allah berikan padamu. Jika seandainya bukan karena rasa cinta Allah padamu, untuk apa kamu di beri nafas, untuk apa kamu diberi hidup. Kamu setiap hari selalu berbuat salah, selalu berbuat dosa, walaupun begitu Allah masih mencintaimu. Meskipun kamu sendiri tak pernah mencintai Allah. 

Bahkan Allah juga selalu merindukanmu. Dia selalu memperhatikanmu. Dia selalu memanggil manggilmu, namun kamu sendiri tak pernah menghiraukannya. Dia memberimu mencoba mengingatkanmu lewat cobaan dan musibah agar kamu kembali ke pangkuanNya. Agar kamu sadar bahwa Allah itu rindu lho padamu. Saat kamu mendapat musibah atau cobaan, dan kamu merasa terpuruk, kata Allah padamu : Ayok.. Kemarilah, datang padaKU. Jangan sedih dan jangan merasa putus asa, Aku akan selalu ada bersamamu. Tapi, kebanyakan kita tidak sadar, bahkan kita malah makin melupakanNya. 

Cintanya Allah padamu itu adalah sebenar benarnya cinta, itu adalah hakikat cinta sejati. Kenapa? Karena cintanya Allah padamu itu tak akan luntur, tak akan pudar, meskipun kamu selalu menolakNya. 
Jika cinta sesama manusia, pasti ada tolok ukurnya, entah itu fisik atau harta. Dan cinta sesama manusia itu juga pasti ada batasnya juga. Namun cinta Allah padamu tak akan ada habisnya. Allah menciptakanmu dengan cinta, dan juga mematikanmu karena cinta juga. 

Kemudian, Allah itu selalu memaafkan salah salahmu. Meskipun kamu selalu menyakitiNya lewat tingkah laku bejatmu, menyakitiNya lewat perkataan kotormu, entah sudah berapa ribu kali kamu menyakiti Nya. Meskipun begitu, Allah tetap menerima maafmu yang entah yang keberapa ribu kali kata maaf keluar dari mulut dan bibir manismu. Hari ini kamu meminta maaf, besok kamu berbuat salah lagi, kemudian meminta maaf lagi, dan Allah tetap memaafkanmu lewat sifat Maha pemaafNya. Itu semua adalah karena rasa Cintanya Allah padamu. Apakah ada cinta yang seperti itu dimiliki manusia? Apakah ada manusia yang rela dan ikhlas menerima maafmu meskipun kamu berbuat salah yang entah berapa ribu kali.? 
Kamu tak akan mendapatkannya di antara manusia, itu semua hanya ada dalam Cinta nya Allah padamu. 
Untuk itu, sadarilah cinta nya Allah padamu, dan juga balaslah cintaNya. Sandarkan hidup dan cintamu padaNya agar di akhir hidupmu cinta dan hidupmi tak sia sia. 

Ok.. Cukup sekian dulu kita membaca nya... 

Saya akan tutup tulisan ini dengan sebuah syair dari Opick yang berjudul "DEALOVA" yang di populerkan oleh Once. 

“hanya diriMu yang bisa membuatku tenang"
Tanpa diriMu
aku meratap hilang dan sepi"..
"KAU seperti nyanyian dalam hatiku
Yang memanggil
Rinduku padaMu"
"KAU seperti udara yang kuhela, 
KAU selalu ada"....

AKHIR SEBUAH CERITA

  "Sudah di pukul oleh kenyataan tapi tetap erat memeluk harapan."    Begitulah tulisan ini kumulai. Aku yang telah menumpahkan se...