Sabtu, 26 Desember 2020

SEPUCUK SURAT DARI JAUH

 


Apa kabar anakku.... 

Aku kirimkan surat ini untukmu untuk membalas suratmu beberapa hari yang lalu yang kamu kirimkan padaku lewat seekor merpati putih. 


Anakku... 

Ada kalanya kebaikanmu tak baik bagi orang lain. 

Atau kebaikanmu tak di hargai orang. 

Jangan risau anakku... 

Santai saja anakku... 


Jangan karena balasan yang kau terima membuatmu berhenti berbuat baik. 

Teruskan saja anakku.. 

Teruslah berbuat baik, sampai batas kesanggupanmu. 

Jangan pedulikan balasan apa yang akan kamu terima. 


Belajarlah pada matahari. 

Matahari selalu bersinar terang meski tak satupun yang menghargainya. 


Yakinlah anakku... 

Akan ada satu orang di antara seribu orang yang akan menyadari betapa baiknya dirimu pada mereka. 

Meskipun saat mereka menyadarinya, kamu sudah tak ada lagi. 


Bersabarlah anakku Atas apa yang menimpamu saat ini, besok, atau kemaren. 

Itu semua adalah motif hidup. 


Aku tau anakku... 

Betapa berat jalan yang sudah kau lalui. 

Aku bisa melihat jelas di telapak kakimu bekas luka sayatan batu kerikil yang mengganjal langkahmu. 


Aku juga bisa melihat jelas dari cekungnya matamu yang menggambarkan betapa banyak sudah air mata yang telah kau tumpahkan. 


Sabar lah anakku... 

Kuatkan hatimu... 

Lapangkan dadamu.. 

Tetaplah berdiri anakku.. 

Meskipun tak seorang yang berdiri di sampingmu atau mendorong di belakangmu, tapi kamu harus kuat anakku..


Ingat anakku... 

Dunia ini memang bukan di persiapkan untuk kita. 

Justru untuk mereka yang mencari dan memujanya.

 Jadi jangan heran, kalau dunia ini penuh dengan hinaan, kegelisahaan, kemunafikan, kebohongan, dan ketidak adilan. 


Sabarlah anakku... 

Jika sampai waktunya nanti, kepedihanmu, kesedihanmu akan lenyap jua bersama setiap hembusan nafas ahirmu. 


Kau tau anakku.. 

Berlinang air mataku jika melihatmu. 

Aku seakan tak kuat lagi melihat semua deritamu.. 


Tapi yakinlah anakku.. 

Tuhan tau kamu bisa melewatinya sendiri. 

Ya .. Benar benar sendiri anakku... 


Biar kujelaskan sedikit tentang mereka anakku. 

Mereka akan ikut tertawa, tapi tak akan mau ikut menangis. 


Persiapkan dirimu anakku... 

Ku nanti kamu dengan setia di ujung gerbang itu. Jika tiba saatnya, kita akan berjalan bersama menuju keabadian. 



1 komentar:

  1. Diantara sekian tulisanku, inilah yang paling berkesan bagiku.

    Jujur saja, air mataku menetes saat membaca ini.
    Karena aku benar benar terpuruk sendiri....

    BalasHapus

AKHIR SEBUAH CERITA

  "Sudah di pukul oleh kenyataan tapi tetap erat memeluk harapan."    Begitulah tulisan ini kumulai. Aku yang telah menumpahkan se...