Kamis, 31 Desember 2020

DALAM DOAKU





Dalam doa subuhku ini,

Kau menjelma langit yang semalaman tak memejamkan mata, yang meluas bening siap menerima cahaya pertama, yang melengkung hening karena akan menerima suara-suara. ... 


Ketika matahari mengambang diatas kepala. Dalam doaku kau menjelma pucuk pucuk cemara yang hijau senantiasa, yang tak henti-hentinya mengajukan pertanyaan muskil kepada angin yang mendesau entah dari mana.... 


Dalam doaku sore ini,

Kau menjelma seekor burung gereja yang mengibas-ibaskan bulunya dalam gerimis, yang hinggap di ranting dan menggugurkan bulu-bulu bunga jambu, yang tiba tiba gelisah dan terbang lalu hinggap di dahan mangga itu... 


Maghrib ini,

Dalam doaku kau menjelma angin yang turun sangat perlahan dari nun disana, bersijingkat di jalan dan menyentuh-nyentuhkan pipi dan bibirnya di rambut, dahi, dan bulu-bulu mataku.... 


Dalam doa malamku,

Kau menjelma denyut jantungku,Yang dengan sabar bersitahan terhadap rasa sakit yang entah batasnya, yang setia mengusut rahasia demi rahasia, yang tak putus-putusnya bernyanyi bagi kehidupanku... 


Aku mencintaimu,

Itu sebabnya aku takkan pernah selesai mendoakan keselamatanmu... 

Minggu, 27 Desember 2020

TENTU




Tentu.. 

Kau boleh saja masuk

Masih ada ruang di sela sela butir butir darahku.. 


Tak hanya ketika rumahku sepi

Angin hanya menyentuh gorden

Laba laba menganyam jaring

Terdengar tetes air kran yang tak ditutup rapat... 


Dan dijalan... 

Sama sekali tak ada orang atau kendaraan lewat

Tapi juga ketika turun hujan

Air tempias lewat lubang angin

Selokan ribut dan meluap kepekarangan

Genting bocor dan aku capek menggulung kasur dan mengepel lantai


Tentu... 

Kau boleh mengalir di sela sela butir darahku

Keluar masuk dinding dinding jantungku

Menyapa setiap sel tubuhku

Tetapi jangan sekali kali berpura pura bertanya

Kapan boleh pergi


Atau seenaknya melupakan percintaan ini

Sampai huruf terakhir sajak ini

Kaulah yang harus bertanggung jawab atas air mataku.

KETIKA SEPI MENGHAMPIRIMU




Ini adalah postingan lama yang di muat kembali di blog ini. Dengan beberapa perubahan susunan kata, dan tanda baca. 

__________________________________________

Adakah angin gunung... 

Adakah angin padang.... 

Mendengar keluhanku.... 

Mendengar tangisanku... 

Dan Membebaskan... 

 Nasibku  ... 

Dari belenggu..... 

Sepii..... 


Sepotong lirik lagu dari Ebiet G ade . 

****************************************************************************************************************************************************

Intinya.... 

Terkadang mereka yang kita anggap akan ada di setiap waktu kita, akan tiba saatnya mereka akan pergi jua.. 

Pergi dan mungkin tak kembali.... 


Saat itulah hatimu akan merasa sunyi sepi.. 

Kita coba cerita pada angin gunung dan angin padang (pada lingkungan kita), namun kesemuannya seolah tak mendengar. 

Hasilnya, belenggu sepi sunyi yang memasungmu tetap akan mencengkerammu. 


Saat itu jualah akan kau temui suasana "sunyi di tengah keramaian".. 

Ya benar, lingkunganmu seolah tak memperdulikanmu lagi.

 Sunyi sepi itulah yang akan menemanimu sampai ahir hayatmu.


Ibaratkan benda, hatimu akan kosong berongga dan tak akan bisa kau tutupi lagi, hampa.... 


Tapi, jangan terlalu bersedih hai hati yang sedang sunyi... 


Jikalau kematian itu telah menghampirimu, Ingatlah...! 

Kematian itu hanyalah tidur panjang... 

Maka, bermimpilah.... 

Mimpi indahlah.... 

Bangun kebahagiaanmu di dalam mimpimu... 

Isilah rongga rongga kosong didadamu dengan mimpi indahmu... 


Buang semua sepi sunyimu meskipun hanya ada dalam mimpi tidur panjangmu... 

Hingga tiba waktunya kau harus bangun dari tidur pulasmu, bangun dari mimpi mimpimu....


Bukalah matamu..

Lihatlah.....

Apa yang kamu impikan di tidur panjangmu tadi, kini sudahlah ada di depan matamu..... Berlarilah.... 

Gapailah..... 

Dan nikmatilah...... 

Bahagia abadi.. ..


##########################################

Tulisan ini sudah lama di posting di http://www.facebook.com/dani.sangrevolusi

Sabtu, 26 Desember 2020

SEPUCUK SURAT DARI JAUH

 


Apa kabar anakku.... 

Aku kirimkan surat ini untukmu untuk membalas suratmu beberapa hari yang lalu yang kamu kirimkan padaku lewat seekor merpati putih. 


Anakku... 

Ada kalanya kebaikanmu tak baik bagi orang lain. 

Atau kebaikanmu tak di hargai orang. 

Jangan risau anakku... 

Santai saja anakku... 


Jangan karena balasan yang kau terima membuatmu berhenti berbuat baik. 

Teruskan saja anakku.. 

Teruslah berbuat baik, sampai batas kesanggupanmu. 

Jangan pedulikan balasan apa yang akan kamu terima. 


Belajarlah pada matahari. 

Matahari selalu bersinar terang meski tak satupun yang menghargainya. 


Yakinlah anakku... 

Akan ada satu orang di antara seribu orang yang akan menyadari betapa baiknya dirimu pada mereka. 

Meskipun saat mereka menyadarinya, kamu sudah tak ada lagi. 


Bersabarlah anakku Atas apa yang menimpamu saat ini, besok, atau kemaren. 

Itu semua adalah motif hidup. 


Aku tau anakku... 

Betapa berat jalan yang sudah kau lalui. 

Aku bisa melihat jelas di telapak kakimu bekas luka sayatan batu kerikil yang mengganjal langkahmu. 


Aku juga bisa melihat jelas dari cekungnya matamu yang menggambarkan betapa banyak sudah air mata yang telah kau tumpahkan. 


Sabar lah anakku... 

Kuatkan hatimu... 

Lapangkan dadamu.. 

Tetaplah berdiri anakku.. 

Meskipun tak seorang yang berdiri di sampingmu atau mendorong di belakangmu, tapi kamu harus kuat anakku..


Ingat anakku... 

Dunia ini memang bukan di persiapkan untuk kita. 

Justru untuk mereka yang mencari dan memujanya.

 Jadi jangan heran, kalau dunia ini penuh dengan hinaan, kegelisahaan, kemunafikan, kebohongan, dan ketidak adilan. 


Sabarlah anakku... 

Jika sampai waktunya nanti, kepedihanmu, kesedihanmu akan lenyap jua bersama setiap hembusan nafas ahirmu. 


Kau tau anakku.. 

Berlinang air mataku jika melihatmu. 

Aku seakan tak kuat lagi melihat semua deritamu.. 


Tapi yakinlah anakku.. 

Tuhan tau kamu bisa melewatinya sendiri. 

Ya .. Benar benar sendiri anakku... 


Biar kujelaskan sedikit tentang mereka anakku. 

Mereka akan ikut tertawa, tapi tak akan mau ikut menangis. 


Persiapkan dirimu anakku... 

Ku nanti kamu dengan setia di ujung gerbang itu. Jika tiba saatnya, kita akan berjalan bersama menuju keabadian. 



REFLEKSI AHIR TAHUN



Oleh : bang dhani

*****************************************


Selamat siang saudaraku dimana anda berada. Tidak terasa kita sudah sampai pada penghujung tahun 2020. Tentu kita sebagai manusia tak luput dari salah dan khilaf baik itu sesama manusia maupun alam. 

Untuk itu, saya peribadi mengucapkan mohon maaf yang sebesar besarnya atas tiap kata kata yang tercurah melalui blog ini selama satu tahun belakangan. 


Nah, sebagai penutup ahir tahun, saya persembahkan sebuah syair yang tak seberapa. 

Selamat menikmati dan sampai jumpa di tahun depan. 



"Duhai betapa besar bahaya kuundang,

Sekedar untuk bertemu denganmu,

Kukorbankan segala yang ada padaku,

Kuubah diriku, hingga engkaupun tak mengenaliku,

Kuayunkan langkah dengan tetes air mata,

Dan setelah memasuki perkampunganmu,

Kubuang semua tanda yang membuat orang mengenaliku,

Kuikat diriku dengan rantai baja, bagai budak hina,

Berjalan menengadahkan tangan meminta sedekah,

Dan bocah bocah itu tiada suka melihatku,

Mereka berkumpul mengelilingiku,

Menghardik dan melempariku,seperti anjing pengganggu,

Kini aku ada di dekatmu,

Duhai Layla,...tak mampu kutahan air mataku,

Kasihanilah kelemahanku,

Begitu berat penderitaanku..

✍✍✍✍✍✍✍✍

Sabtu, 12 Desember 2020

Pada Suatu Hari Nanti





*Pada Suatu Hari Nanti*

Oleh : Sapardi Djoko Damono


"Pada suatu hari nanti.. 

Jasadku tak akan ada lagi.. 

Tapi dalam bait bait sajak ini... 

Kau tak kan kurelakan sendiri"

***

"Pada suatu hari nanti.. 

Suaraku tak terdengar lagi... 

Tapi diantara larik larik sajak ini... 

Kau akan tetap kusiasati..."

***

"Pada suatu hari nanti...

Impiankupun tak dikenal lagi... 

Namun di sela sela huruf sajak ini.. 

Kau tak letih letihnya kucari..."

Kamis, 10 Desember 2020

SELAMAT TINGGAL KENANGAN




Masa itu adalah sebuah masa dimana hari hari berlalu begitu indah.

Karena ada aku dan kamu yang di rangkum jadi Kita. Masa dimana kita bergelut dengan gelak tawa dan tangis duka. 

Masa dimana kata aku nyaris tak ada, yang ada adalah kita. 

Namun, seiring waktu berjalan, kita pun di pisahkan oleh keadaan yang memang seharusnya terjadi. 

Meskipun kita sama sama tau bahwa, kenangan akan selalu berjalan mundur kebelakang, tapi yakinlah kenangan ini akan abadi dalam ingatan. 


Selamat tinggal kenangan,... 

Terimakasih  atas usahamu yang mengukir sejarahku hingga penuh dengan warna warni bagai pelangi. 


Kan kutinggalkankan dirimu dengan setiap sudut sudut indahnya. 

Aku akan berjalan kedepan, meski aku tak tau seperti apa jalan yang akan aku lalui nantinya.

Medan, 10/12/2020

Syair pengembara

  Cinta bagai misteri yang tak bisa di pahami. Ia datang begitu saja tanpa kita kejar dan kita cari. Cinta itu unik, ia menghampiri hati yan...