Senin, 28 Oktober 2024

Bergegas




Tak di sangka dan terduga

Belakangan ini panggilan itu datang juga

Malam termimpi membuatku terjaga

Lalu berfikir pertanda apakah kiranya.


Jika sudah dekat waktunya

Sudahlah..

Aku pasrah saja

Bukankah jalur hidup Sudah ada pengaturnya?


Kala panggilan datang pertama

Aku menolak untuk ikut segera

Tapi sepertinya  tugasku sudahlah purna

Ayo.. kita kembali saja.


Ku habiskan semua tenaga

Tuk memperbaiki dan luruskan semua yang aku bisa

Agar kiranya..

Semua harmoni kehidupan berjalan semestinya


Dalam perilaku misalnya

Aku juga bukan yang suci bak Nirmala

Bukan juga arogan laksana raja

Aku bertindak sebaik yang aku bisa

Itu saja


Damailah semesta

Bersama hiruk pikuk di dalamnya.

Aku kembali 

Ke peraduan yang sejatinya.

Jumat, 18 Oktober 2024

Bukankah?



Bukankah sudah pernah aku katakan

Bahwa jalan ke depan kan begitu berat dan banyak batu sandungan

kamu tetap mengiyakan seolah tak menghiraukan semua yang ku peringatkan 

Namu saat badai datang menghantam

Kamu pergi dengan senyum dan tanpa penyesalan


Kapal karam di tengah lautan

Bersama aku terjatuh tenggelam ke dasar dalam bersama kenangan...

Lembayung Senja



Sagara menapaki jalan terjal

Menaiki bukit

Menuruni jurang

Seolah tak akan ada peristirahatan 


Arunika tetaplah arunika

Namun cahayanya tak mampu menerangi 

Lembah suram yang berdebu bagai tak berpenghuni


Kicauan burung kenari di pucuk pohon di pinggir hutan

Seolah membawa pesan pesan kematian

Bahwa semua yang telah dilakukan adalah bentuk pelarian yang sia sia tak memberi arti yang dimpikan


Sagara telah mati

Begitu mungkin isi berita dalam koran semalam

Di seringi tepuk tangan raja seberang yang telah lama menanti hari yang demikian


Lembayung senja di pinggir hutan

Tetap memancarkan rona keindahan

Seraya menebar pesona nan anggun rupawan

Membuat mata terpejam terlelap dalam mimpi tak bertepian


Lembayung senja

Kamu begitu mengasikkan untuk di saksikan

Meski tak mungkin di gapai dan di dapatkan

Tapi biarlah demikian

Bukankah tak semua impian kan jadi kenyataan?


Lembayung senja menjauh ke pegunungan

Bersembunyi di balik pepohonan

Sementara Sagara telah jadi kenangan

Tertinggal di lembah suram nan memilukan .


Kamis, 17 Oktober 2024

Sagara dan Arunika



 Apa kabar arunika

Kunanti kabar di ujung jalan

Di bawah temaram lampu taman

Di atas kursi kayu

Menanti dengan mata tertutup sayu.


Kamu panggil aku Sagara

Tidak ..

Aku tak mungkin jadi Sagara

Seorang raja dalam sejarah India Pada zaman satyayuga


Aku tak setangguh Sagara

Aku lemah didepan dewa asmara

Tatkala panah menancap di dada

Niscaya aku kan jadi manusia setengah gila seperti Qais dan Layla


Arunika..

Aku ingin jadi sandyakala

Yang muncul saat hari senja

Memancarkan cahaya nirmala

Indah berkilau laksana emas nan Amerta


Kamu adalah arunika

Yang muncul dari balik pepohonan rindang di taman asmara

Menerangi, memberi kehangatan pada semesta raya

Menyejukkan jiwa

Memanjakan mata

Mengobati setiap luka yang ada..

Rabu, 16 Oktober 2024

MING YI



 Ming yi...

Dulu aku pernah mengagumimu

Memujamu

Hingga melenyapkan akan aku menjelma menjadi kamu.


Ming yi

Aku pernah meratukanmu

Mengharapakanmu

Menghadirkanmu dalam setiap bait bait doaku


Ming yi

Keadaan berubah kini

Aku di tinggal dan kamupun pergi

Dan mungkin tak akan pernah kembali lagi


Ming yi

Dalam doaku hari ini

Bahagialah menjalani hari hari

Senantiasa dekat dengan Ilahi

Temukanlah cinta sejati..


Ming yi

Lewat angin malam

Ku titipkan salam

Disaksikan semesta alam

Rindu ini tak pernah pudar bahkan semakin dalam


Sandyakala di ujung waktu

Menandakan detik kian berlalu

Menjauh dan terus bergerak maju

Sementara kenangan tetap akan tegak berdiri laksana batu..

Selasa, 15 Oktober 2024

ASMARALOKA

 


Tak ada yang lebih indah 

Dari hujan bulan Juni, katanya..

Tapi ini Oktober, jawabnya.


Tetesan hujan terus tercurah.

Membuat dedaunan menjadi lesu dan basah, menangislah.


Seekor kenari terdiam dia atas dahan jambu 

Terduduk sendiri merenung menanti matahari , gelisah.


Debu jalanan....

Nafas berat pilu resah. 

Hanyut terbawa arus air dari celah batu pualam di kebun anggur, lenyaplah..


Langit..

Tetap mendung gelap tanpa pancaran cahaya..

Menambah syahdu suana, antara iya ataukah merana, bersinarlah.


Hembusan angin ...

Menerpa jendela menggerakkan tirai tirai kusut berwarna jingga, terhempaslah.


Terlelap .

Terbawa mimpi menembus batas semesta menuju asmaraloka, abadilah..

Senin, 14 Oktober 2024

ARUNIKA


 

Arunika..

Kau begitu indah di pandang mata...

Kilauan cahayamu...

Laksana emas di balut permata .

Aku terpesona dan terkesima ..

Tak jemu aku tuk mengaguminya ...


Arunika..

Kau memancarkan suasana syahdu....

Menyusup hingga ke aliran darahku..

Menggetarkan relung sanubariku ...

Aku memujamu...


Arunika..

Sinari aku dengan cahayamu..

Obati sekian luka yang telah banyak ku terima ..

Menganga dan membekas tak pernah tersentuh oleh kalimat Tiada ..

Sakit dan pilu telahpun jadi pelanggan utama...

Seakan memaksaku tuk menyerah dan putus asa saja ..

Namun secercah harapan tetap ada.

Berharap semua akan indah pada akhirnya ...


Arunika...

Kini hadirmu begitu berarti kurasa ...

Laksana tetes embun bening di pinggir telaga ...


Arunika ..

Bolehkah aku melukismu, memilikimu ...

Indah cahyamu...

Kan abadi dalam ingatan, bersama penantian di negeri asmaraloka.....

Syair pengembara

  Cinta bagai misteri yang tak bisa di pahami. Ia datang begitu saja tanpa kita kejar dan kita cari. Cinta itu unik, ia menghampiri hati yan...