Sabtu, 21 September 2024

AKHIR SEBUAH CERITA

 



"Sudah di pukul oleh kenyataan tapi tetap erat memeluk harapan."

   Begitulah tulisan ini kumulai. Aku yang telah menumpahkan segala rasa tapi di akhiri dengan kepedihan . Kepedihan yang mungkin tak akan pernah bisa di sembuhkan untuk selamanya. Dia akan tetap membekas laksana goresan pahat di dinding bebatuan. Akan tetap tergores tak pernah hilang di telan zaman.

   Luka ini akan tetap ada dan tak mungkin bisa sembuh dengan sempurna lagi. Walaupun akan ada obatnya, namun hanya akan mengobati sedikit luka saja.

   Penantian panjang ku untuk memiliki taman indah dan ceria, berakhir dengan tumbuhnya ilalang yang daunnya menyayat daging membuat luka.

   Aku tidak tau seperti apa kelak obat untuk luka ini. Apakah akan ada sebuah obat ajaib yang kan menutup luka atau hanya akan ada luka baru yang lebih menganga.

   Sayatan daun ilalang seakan berbisa laksana racun kobra yang menghentikan detak jantung . Menjalar ke sekujur tubuh melumpuhkan saraf membuatku mati rasa.

   Aku, aku yang di pukul kenyataan tapi tetap erat memegang harapan . Tetap berdiri tegak menanti sebuah keajaiban , barangkali akan ada obat penawar luka yang telah sekian kalinya terbuka dan menganga.


   Ya ilahi robby. Tunjukkan jalanmu, kuatkan aku, temani aku ,serta sembuhkan lah aku..

Amiin 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AKHIR SEBUAH CERITA

  "Sudah di pukul oleh kenyataan tapi tetap erat memeluk harapan."    Begitulah tulisan ini kumulai. Aku yang telah menumpahkan se...