Selamat datang
pembaca, selamat membaca bacaan yang ngga bikin kaya apalagi cakep .
Dalam tulisan kali ini penulis terilhami untuk mengangkat tema tentang
tangan kanan Tuhan, pembantu atau menteri Tuhan. Dia yang senantiasa
menjadi perantara dalam setiap titahNya. Siapa dia? Dialah Nur, cahaya
yang kita sebut Malaikat, dan si elementa api, Iblis. Untuk mengawalinya
kita terlebih dahulu akan membahas si elementa api, iblis.
Hal
serupa di lakukan oleh Gabriel, hingga era Nabi akhir Zaman, yakni
Muhammad Saw. Pada masa Nabi Muhammad. Semua sarkamen wahyu Gabriel
disempurnakan, dan Nabi Muhammad menjadi nabi terakhir yang menjadi
target wahyu yang dibawanya. Setelah Muhammad tak ada lagi Nabi yang
diutus Tuhan, dan setelah Nabi wafat. Tak ada lagi wahyu. Dan itu
mengindikasikan tugas jibril telah usai
[1] Kata nama yang dimaksud disini adalah bukan mengacu kepada hanya ada 10 malaikat yang dikenalkan selama ini. Tapi nama pada kalimat diatas adalah bentuk universal yang mengartikan bahwa malaikat menyandang sepuluh nama itu-entah jika ada nama yang lain-, misalnya nama malaikat rakib dan atit, rakib atau atit tidaknya hanya satu pribadi saja, melainkan banyak.
Sumber :http://www.a-filsafat.com/2015/10/iblis-yang-tertukar-dan-malaikat-pensiun.html
Dahulu kala ketika Waktu belum menurun ke dalam konsepsi waktu materi,
sebelum manusia ada dan diusir ke bumi, bahkan mungkin sebelum Tuhan
mencipta energy bigbang. Ada sebuah dramatika yang terjadi antara Tuhan
dan Malaikat. Kurang lebih alur naskahnya seperti ini:
“Aku hendak menjadikan khalifah di muka bumi” ucap Tuhan dengan ke-MahaAgungan-Nya.
“Kenapa Engkau kan menciptakan Mahluk yang nantinya akan merusak bumiMu,Tuhan?” Tanya malaikat, dengan nada Tanya dan protes.
“ sesungguhnya Aku lebih tahu apa yang tdaik kamu ketahui” jawab Tuhan.
Demikian Tuhan mengatakan kepada menterinya. lalu diciptakan lah mahluk
yang disebut manusia. Manusia memiliki keistimewaan dan kemulian yang
tinggi dibanding ciptaan Tuhan yang lainya. Saking mulianya Tuhan
memerintahkan kepada seluruh malaikatnya untuk bersujud. Tanpa ragu dan
bertanya para menteri itu bersujud, kecuali Iblis.
Dari berbagai literature, kita telah membaca bahwa sejarah metafisika
ini mengatakan iblis terlalu angkuh dan menganggap dirinya lebih mulia
dari pada manusia pertama ini. Manusia pertama ini tercipta dari tanah,
sementara iblis tercipta dari api, yang dalam sudut pandang iblis bahwa
api lebih mulia dari tanah. Sehingga iblis enggan untuk bersujud
kepadanya.
Namun jika kita coba menerawang sebelumnya. Tuhan adalah Segala
MahaSegala. Tuhan tahu apa yang akan dan telah terjadi. Tak ada yang
luput dariNya. Sebelum manusia pertama itu ada, Tuhan menciptakan
malaikat dan Iblis terlebih dahulu. Demikian Tuhan mengatakan dan
memerintahkan kepada malaikat dan iblis, jangan pernah bersujud kecuali
kepadaKu. Malaikat dan iblis pun mengiyakan dan mematrinya dalam hati.
Dari situ dapat diartikan bahwa, sebenarnya iblis tidak bersujud kepada
mansuia pertama bukan merupakan sebuah keangkuhan. Melainkan sebuah
keteguhan hati. Iblis benar-benar memegang erat ikrarnya bahwa ia hanya
akan bersujud kepada TuhanNya. Makanya ia enggan sujud kepada si manusia
pertama itu, karena bigitulah keteguhan hati iblis, meskipun itu
melanggar perintah.
Iblis pada saat itu mungkin berfikir perintah itu adalah sebuah ujian,
ujian terhadap keteguhan ikrarnya. Tuhan maha tahu apa yang akan
terjadi, maka iblis demikian jangan-jangan Tuhan sedang mengujinya.
Karena akan tampak aneh jika sebelumnya Tuhan memerintahkan untuk
bersujud hanya kepadaNya, lalu menarik Titah itu dan memintanya bersujud
kepada yang lainya.
Sehingga Tuhan menakdirkan iblis masuk neraka dengan imbalan hidup kekal, dan akan terus menggoda manusia hingga akhir datang.
Kemudia nantinya manusia pertama itu diberi nama adam lalu di masukkan
di surga. Namun di surga adam merasa kesepian, sekalipun tak ada
kebutuhanya yang tak terpenuhi. Dengan segala kemurahan, Tuhan lalu
menciptakan bidadari untuknya dari rulang rusuk kirinya, dan memiliki
jenis kelamin yang bersembrangan darinya yang kemudian diberi nama Hawa.
Didalam surga adam dan hawa hidup berkelimpahan. Hingga pada akhirnya
iblis berhasil menggodanya untuk mendekati dan memakan buah yang
dilarang oleh tuhan untuk didekati atau pun di makan. Godaan pertama
iblis itu berhasil dan menghempaskan manusia dari keindahan itu.
Namun sebenarnya jika kita lihat kembali, Tuhan mahaSegalanya. Ia Tahu
yang belum dan telah terjadi. Demikian, pada saat Tuhan memerintahkan
semua ciptaanya untuk bersujud kepada manusia pertama itu, tentu Tuhan
sudah Tahu bahwa nantinya semua akan bersujud kecuali iblis. Seperti
sebuah settingan film, Tuhan telah berbicara dengan iblis dibalik layar
untuk melancarkan aksi kudeta pada saat perintah untuk sujud kepada
manusia pertama.
Disini iblis menjadi actor utama yang memainkan peran protagonis
sekaligus antagonis. Di satu sisi ia adalah teladan yang rela
dikambinghitamkan oleh Tuhan sebagai perantara dan alasan untuk
mengeluarkan manusia dari surga. Namun disisi lain ia dipandang sebagai
penyebab diusirnya adam dari surga dan penyebab dosa manusia yang
kemudian menyeret ke neraka.
Tuhan bukanya menutup Mata akan hal itu, demikian naskah drama
yang telah disusun olehNya. Agar ada yang menjadi alasan manusia di usir
dan mengelola ladang bumi.. Karena jika tidak demikian, maka Tuhan
gagal sebagai Tuhan. Dan Tuhan akan mati. Karena ketiba tibaan tanpa ada
sebab adalah sebuah kemustahilan. Dan kemustahilan yang tak terjelaskan
adalah kesia siaan, dan justru meruntuhkan ke-Esaanya. Wallahu ‘alam.
Lalu bagaimana dengan malaikat. Malaikat bersembrangan
dengan pendapat dengan iblis. Jika iblis telah berkompromi dengan Tuhan
untuk kudeta, tidak dengan malaikat. Malaikat adalah mahluk yang taat.
Dengan segenap dirinya hanya ada ketaatan dan ketaatan.
Untuk selanjutnya ada 10 nama[1]
malaikat yang diperkenalkan Tuhan kepada manusia. Dan setiap malaikat
yang menyadang salah satu nama itu memiliki tugas masing-masing.
Misalnya malaikat Jibril bertugas menyampaikan wahyu, malaikat malik,
menjaga pintu neraka, malaikat rakib dan atit yang mencatat amal
perbuatan manusia.
Malaikat malaikat itu kemudian bergerak pada track fungsionalnya.
Malaikat jibril sejak penciptaan adam senatiasa menjadi tukang pos bagi
Tuhan. Mengantarkan wahyu kepada para nabi sebagai pesan kebenaran. Di
setiap zaman dan tempat yang membutuhkan kompas, disanalah nabi di utus
sebagai bintang yang menunjukan nelayan arah jalan pulang. Dan sebagai
bintang tentu ia dibekali oleh cahaya sebagai petunjuk bagi yang
melihatnya. Di situlah peran malaikat Penyampai wahyu, Mengantarkan
petunjuk Tuhan kepada utusan.

Lalu, bagaimana dengan Jibril, apakah ia pensiun? Ataukah masih
menyampaikan wahyu?, untuk menjawab pertanyaan itu, kita harus kembali
kepada definisi wahyu itu sendiri.
Demikian juga dengan malaikat” yang lain. Misalnya malaikat Izrail yang
bertugas meniup sangkakala pada hari kiamat. Apa yang ia lakukan
sekarang. Masih membuat terompetnyakah? atau lagi ngecat sambil
memolesnya. Atau ia sedang latihan meniup sangkakala? Atau bagaimana
dengan malaikat Ridwan yang mungkin sedang menghangatkan bangku pos
pintu surga? Dan yang lainya.
Wallahu’alam
[1] Kata nama yang dimaksud disini adalah bukan mengacu kepada hanya ada 10 malaikat yang dikenalkan selama ini. Tapi nama pada kalimat diatas adalah bentuk universal yang mengartikan bahwa malaikat menyandang sepuluh nama itu-entah jika ada nama yang lain-, misalnya nama malaikat rakib dan atit, rakib atau atit tidaknya hanya satu pribadi saja, melainkan banyak.
Sumber :http://www.a-filsafat.com/2015/10/iblis-yang-tertukar-dan-malaikat-pensiun.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar