Kursor

Sabtu, 11 Januari 2025

Novel Leikha dan Laksita (part II)

 


Saat leikha terlelap, 

Laksita melantunkan syair.


" Biarlah matahari terbenam"

"Biarkan saja bintang memudar"

" Langit tinggi kan tetap membiru"


" Pelangi di balik bukit"

" Awan putih, angin semilir"

" Tetap kan ada"

" Menemanimu serta menghiburmu"


" Batu karang di lautan"

" Layar perahu nelayan"

" Ombak berderu memainkan perannya"


Lalu dia menatap wajah leikha

Tak terasa air matanya menetes.

Katanya pada leikha:


Duhai leikha..

Betapa berat jalan panjangmu

Aku melihat telapak kakimu yang berdarah bernanah

Tak cukupkah apa yang kamu terima.


Oh... leikha.

Yakin dan percayalah..

Aku akan selalu ada 

Menemanimu

Membimbing mu

Seraya menggandeng tanganmu


Kan ku tuntun dirimu

Sampai pada impianmu

Jika kelak aku tiada

Aku tak tau apa yang kan terjadi padamu


Aku tak tau pada siapa kamu akan mengadu

Pada siapa kamu akan cerita

Yang kutau pasti saat ini hanya aku tempatmu berbagi.


Laksita kembali melantunkan syairnya


"Cakrawala indah

Mata air pegunungan

Dingin malam

Segarkanlah leikha."


Bersambung...



Laksita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tentang Cerita

 Tentang Cerita Semua orang punya cerita..  Tentang rumitnya perjalanan hidup Dan dahsyatnya badai ujian dunia,  Likuan terjal kerap kali me...

A
N
E
P
N
A
S
E
R
O
G
A
N
E
P
N
A
S
E
R
O
G
A
N
E
P
N
A
S
E
R
O
G