Senin, 01 April 2024

MENYIKAPI MASA DEPAN

 



Di kisahkan , suatu hari seorang murid mendatangi seorang guru sufi. Si murid itu lantas bertanya pada guru sufi itu tentang bagaimana caranya hidup bahagia . Lalu, sang guru sufi menjawab ," cara untuk hidup bahagia saya tidak tau caranya bagaimana, tapi cobalah untuk menginap di rumahku barang semalam saja.

Si murid itupun mengiyakan dan menginap satu malam di rumah guru sufi itu. Si murid itu di sediakan sebuah kamar mewah dan sebuah tilam yang empuk.

Tapi di langit langit kamar terdapat beberapa tombak yang bergantungan. Sedangkan di bawah tempat tidur terdapat beberapa ular.

Tentu saja si murid itupun tak bisa tidur dengan nyenyak, dia khawatir kalau kalau saat dia tidur tombak itu akan jatuh dan mengenainya, atau ular yang di bawah tempat tidur akan naik ke atas dan menggigitnya.

Esok paginya, si murid itu keluar kamar dengan muka pucat karena satu malaman tidak bisa tidur.

Lalu sang guru sufi itu menghampirinya dan bertanya , kenapa wajah si murid itu terlihat pucat dan apakah si murid itu menikmati tidur nya di atas tilam empuk itu .

Si murid menjawab bahwa satu malaman dia tidak bisa tidur karena khawatir tombak di atas tempat tidur akan jatuh dan mengenainya atau ular di bawah tempat tidur akan naik ke atas tempat tidur.

Mendengar cerita si murid, sang guru sufi itu pun berkata pada murid itu. Kenapa engkau khawatir tombak itu akan jatuh atau ular akan naik, buktinya sampai pagi tombak itu tidak jatuh dan ular itu juga tidak naik.

Lalu sang guru sufi itupun memberi pelajaran kepada si murid bahwa :

Terkadang kita terlalu menghawatirkan suatu hal yang kita andai andaikan. Sehingga kita menghabiskan energi kita dan berfokus pada pengandai andaian yang kita buat dan melupakan serta mengabaikan apa yang telah terjadi dan apa yang ada di sekitar kita.

Kita menghawatirkan masa depan yang belum tentu seperti apa yang kita bayangkan dan kita takutkan. Kita mengabaikan kebahagiaan yang terjadi di sekitar kita karena fokus dan khawatir pada masa depan yang kita reka reka dan kita andai andaikan sendiri..



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AKHIR SEBUAH CERITA

  "Sudah di pukul oleh kenyataan tapi tetap erat memeluk harapan."    Begitulah tulisan ini kumulai. Aku yang telah menumpahkan se...