Ini adalah sebuah Cerpen yang berjudul Pisau dan jeruk Nipis.
Prolog :
Dalam sebuah kalimat, kadang tercipta beberapa penafsiran yang berbeda beda. Banyak faktor yang mempengaruhinya. Bisa jadi faktor lingkungan atau kondisi si pembacanya.
Itu jugalah pada Cerpen "Pisau dan Jeruk Nipis ini".
Mungkin, ada yang bisa menangkap maksud kalimat tersebut, dan ada juga yang tidak bisa. Tergantung seberapa cakapnya kita membaca makna tidak hanya teks.
Selamat membaca....
_____________________________________________
Kenapa kamu ? Tanya ardo pada Dewi.
Gak... Aku gk kenapa kenapa, jawab Dewi singkat.
Terus, kenapa sedih gitu? Gak mungkin donk sedih tanpa ada sebabnya, lanjut Ardo.
Hmmmmm... Dewi menghela nafas dalam dalam dan membuangnya.
Baca nanti kertas ini ya, kata dewi sambil menyodorkan secarik kertas pada Ardo.
Kemudian Dewi berangkat pergi tanpa pamit.
Dengan wajah bingung, Ardo memandangi kepergian Dewi. Kemudian tak berapa lama kemudian, Ardo membuka kertas itu.
Di dalam secarik kertas itu, terdapat beberapa kalimat yang bertuliskan :
"Terimakasih atas pisau dan jeruk nipisnya",
Terimakasih....
Setelah membacanya, Ardo pun langsung membuangnya, lalu pergi. Karena menurut dia, itu adalah kalimat yang tak bermakna.
Tak berapa lama, serombongan keluarga kerajaan dari kerajaan Jayadipura lewat melintas.
Tiba tiba seorang perajurit berlari ke arah Maha Raja dan menyerahkan secarik kertas yang di buang Ardi tadi.
Bergetarlah hati sang Raja, meneteslah air matanya. Dia memerintahkan agar menyimpan kertas itu di sebuah peti berlapis emas.
Kemudian peti itu di simpan dengan rapi di ruang rahasia kerajaan.
Menjelang ahir hayatnya, sang Raja membuka peti itu. Lalu para menteri dan pegawai Istana bertanya , apa sebenarnya maksud tulisan di kertas itu. Kenapa sampai di simpan begitu rapinya..
Lalu Sang Raja berkata, bahwa ini adalah ungkapan ....
Belum selesai Sang Raja menjelaskan, sebuah bom nuklir meledak di sekitar istana yang menyebabkan seluruh Keluarga raja meninggal berserta rajanya....
Dan ahirnya, rahasia maksud tulisan itu menjadi tetap rahasia yang di bawa mati oleh penulis dan sang raja itu...
Tamat...