Senin, 19 Juli 2021

BINATANG ITU ADA PADA DIRIMU


 BINATANG ITU ADA PADA DIRIMU


Manusia adalah makhluk yang sangat sempurna. Ini karena manusia di lengkapi nafsu dan akal. Di bandingkan 2 mahluk lainnya yaitu Malaikat dan Binatang, jelas manusia jauh lebih unggul di banding keduanya.

Dalam diri manusia ada dua unsur atau dua sifat yang berseberangan. Sifat ini adalah sifat ilahi dan sifat binatang atau hewani.

Hati nurani mewakili sifat ilahi, yakni sifat yang selalu ingin terus berada dalam pancaran cahaya ilahi. Sifat yang selalu merasa rindu pada ilahi. 

Sedangkan sifat hewani atau binatang itu selalu mengajak diri untuk menuruti kepuasan nafsu semata. 

Ketika sifat hewani atau sifat binatang ini mendominasi diri kita, maka jadilah kita pribadi yang kasar, arogan, dan selalu bergumul dalam dunia kelam atau dunia kejahatan. Dalam hal ini sifat ilahi kita akan terus tersiksa dan mnderita.

Tapi, bila sifat ilahi yang mendominasi diri kita, maka kita akan jadi pribadi yang baik, jujur, dan hal2 baik lainnya. .

Tapi, kebanyakan dari kita telah didominasi oleh sifat hewani atau kebinatangan, sehingga kita menjadi pribadi yang selalu tenggelam dalam hal2 kemaksiatan..

Untuk mengingatkan diri kita agar menjauhi sifat hewani, maka agama kita menyuruh untuk melaksanakan QURBAN. Yang mana pemotongan Hewan Qurban ini memnyimbolkan dan menyuruh kita untuk menyembelih sifat kebinatangan kita, membuang sifat hewani kita bersama dengan menetesnya darah hewan qurban yang kita sembelih.


Inilah arti sebenarnya di balik Penyembelihan hewan qurban, yakni menyimbolkan dan menyuruh kita untuk membuang sifat hewani atau kebinatangan kita agar kita kembali menjadi insan yang bersifat ilahi .

Demikian uraian yang dapat kami tuliskan.


SEMOGA SIFAT KEBINATANGAN KITA TERKUBUR BERSAMA TERKUBURNYA DARAH HEWAN QURBAN YANG KITA SEMBELIH.

Minggu, 03 Januari 2021

PISAU DAN JERUK NIPIS




Ini adalah sebuah Cerpen yang berjudul Pisau dan jeruk Nipis. 

Prolog :

Dalam sebuah kalimat, kadang tercipta beberapa penafsiran yang berbeda beda. Banyak faktor yang mempengaruhinya. Bisa jadi faktor lingkungan atau kondisi si pembacanya. 

Itu jugalah pada Cerpen "Pisau dan Jeruk Nipis ini".

Mungkin, ada yang bisa menangkap maksud kalimat tersebut, dan ada juga yang tidak bisa. Tergantung seberapa cakapnya kita membaca makna tidak hanya teks. 

Selamat membaca.... 


_____________________________________________

Kenapa kamu ? Tanya ardo pada Dewi. 

Gak... Aku gk kenapa kenapa, jawab Dewi singkat. 


Terus, kenapa sedih gitu? Gak mungkin donk sedih tanpa ada sebabnya, lanjut Ardo. 


Hmmmmm... Dewi menghela nafas dalam dalam dan membuangnya. 


Baca nanti kertas ini ya, kata dewi sambil menyodorkan secarik kertas pada Ardo. 


Kemudian Dewi berangkat pergi tanpa pamit. 


Dengan wajah bingung, Ardo memandangi kepergian Dewi. Kemudian tak berapa lama kemudian, Ardo membuka kertas itu. 


Di dalam secarik kertas itu, terdapat beberapa kalimat yang bertuliskan :


"Terimakasih atas pisau dan jeruk nipisnya", 

Terimakasih.... 


Setelah membacanya, Ardo pun langsung membuangnya, lalu pergi. Karena menurut dia, itu adalah kalimat yang tak bermakna.


Tak berapa lama, serombongan keluarga kerajaan dari kerajaan Jayadipura lewat melintas. 


Tiba tiba seorang perajurit berlari ke arah Maha Raja dan menyerahkan secarik kertas yang di buang Ardi tadi. 


Bergetarlah hati sang Raja, meneteslah air matanya. Dia memerintahkan agar menyimpan kertas itu di sebuah peti berlapis emas. 


Kemudian peti itu di simpan dengan rapi di ruang rahasia kerajaan. 


Menjelang ahir hayatnya, sang Raja membuka peti itu. Lalu para menteri dan pegawai Istana bertanya , apa sebenarnya maksud tulisan di kertas itu. Kenapa sampai di simpan begitu rapinya.. 


Lalu Sang Raja berkata, bahwa ini adalah ungkapan .... 

Belum selesai Sang Raja menjelaskan, sebuah bom nuklir meledak di sekitar istana yang menyebabkan seluruh Keluarga raja meninggal berserta rajanya.... 


Dan ahirnya, rahasia maksud tulisan itu menjadi tetap rahasia  yang di bawa mati oleh penulis dan sang raja itu... 


Tamat...

AKHIR SEBUAH CERITA

  "Sudah di pukul oleh kenyataan tapi tetap erat memeluk harapan."    Begitulah tulisan ini kumulai. Aku yang telah menumpahkan se...